Friday, September 16, 2016

Wisata sejarah di Kabupaten Jepara

Wisata Sejarah

Benteng Portugis, di Banyumanis
Benteng Portugis adalah salah satu objek wisata andalan di Jepara adalah Benteng Portugis yang terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo atau 45 km di sebelah timur laut Kota Jepara, dan untuk mencapainya tersedia sarana jalan aspal berbatu dan hanya dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan tidak ada rute transportasi umum ke situs sejarah ini.
Dilihat dari sisi geografis benteng ini tampak sangat strategis untuk kepentingan militer khususnya zaman dahulu yang kemampuan tembakan meriamnya terbatas 2 s/d 3 km saja. Benteng ini dibangun di ats sebuah bukit batu di pinggir laut dan persis di depannya terhampar Pulau mondoliko, sehingga praktis selat yang ada di depan benteng ini berada di bawah kendali Meriam Benteng sehingga akan berpengaruh pada pelayaran kapal dari Jepara ke Indonesia bagian timur atau sebaliknya.
Benteng Portugis terdapat di Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo atau 45 km di sebelah timur laut Kota Jepara. Jalan untuk menuju Benteng Portugis dapat ditempuh dengan jalan aspal yang banyak berlubang, baik melalui kota Jepara ataupun dari kota Pati melalui kecamatan Dukuhseti atau kecamatan Tayu.
Pada tahun 1619, kota Jayakarta / Sunda Kelapa dimasuki VOC Belanda, dan saat ini Sunda Kelapa yang diubah namanya menjadi Batavia dianggap sebagai awal tumbuhnya penjajahan oleh Imperialis Belanda di Indonesia. Sultan Agung Raja Mataram sudah merasakan adanya bahaya yang mengancam dari situasi jatuh nya kota Jayakarta ke tangan Belanda. Untuk itu Sultan Agung mempersiapkan angkatan perangnya guna mengusir penjajah Belanda. Tekad Raja Mataram ini dilaksanakan berturut-turut pada tahun 1628 dan tahun 1629 yang berakhir dengan kekalahan di pihak Mataram. Kejadian ini membuat Sultan Agung berpikir bahwa VOC Belanda hanya bisa dikalahkan lewat serangan darat dan laut secara bersamaan, padahal Mataram tidak memiliki armada laut yang kuat, sehingga perlu adanya bantuan dari pihak ketiga yang juga berseteru dengan VOC yaitu Bangsa Portugis.


Museum R.A Kartini, di Panggang
Museum Kartini adalah museum yang terletak di kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Museum ini didirikan pada 30 Maret 1975 pada masa pemerintahan Bupati Soemarno Djojomardowo sementara peresmiannya dilakukan pada 21 April 1977 oleh Bupati Soedikto. Museum ini terdiri dari 3 buah gedung yang dibangun di atas area seluas 5.210 m2 yang apabila dilihat dari atas gedung - gedung tersebut berbentuk huruf K,T, dan N yang merupakan singkatan dari KARTINI
Museum ini menyiman benda - benda peninggalan R.A. Kartini dan kakaknya, Sosro Kartono serta benda - benda kuno yang ditemukan di wilayah Kabupaten Jepara. Penyajian ruang koleksi dibagi menjadi empat ruang
Ruang pertama yang merupakan badan gedung K digunakan untuk koleksi peninggalan R.A. Kartini yang berupa benda - benda serta foto semasa hidupnya. Ruang kedua yang merupakan bagian dari kaki gedung K berisi peninggalan Sosro Kartono. Ruang ketiga digunakan untuk penyajian benda - benda bersejarah dan purbakala yang ditemukan di wilayah Jepara serta hasil kerajinan Jepara yang terkenal seperti Tenun ikat Troso, anyaman bambu dan rotan. Ruang keempat merupakan gedung T yang berisi tulang ikan raksasa bernama Ikan Joko Tua Jenisnya adalah Paus Gajah, yaitu ikan Paus yang punya belalai yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa.

Wisata sejarah lainnya di Kabupaten Jepara
Benteng VOC, di Ujungbatu
Museum Gong Perdamaian Dunia, di Plajan
Museum Ukir Nusantara, di Panggang
Pendapa Jepara, di Kauman
Monumen Plasenta R.A. Kartini, di Pelemkerep
Gapura Robayan di Robayan
Masjid Astana Mantingan, di Mantingan
Masjid Agung Baitul Makmur Jepara, di Kauman
Kelenteng Hian Thian Siang Tee, di Welahan
Candi Bubrah, di Tempur
Candi Angin, di Tempur

Wisata Alam di Kabupaten Jepara

Wisata alam
Gunung Genuk, di Clering

Gunung Genuk dikenal juga dengan nama Gunung Donorojo disebut juga dengan nama Gunung Clering adalah sebuah gunung yang terletak di ujung utara Pulau Jawa atau tepatnya di Semenanjung Gunung Muria, Jawa Tengah menunjukkan banyak fenomena yang tentunya perlu pengkajian secara komprehensif. Artinya permasalahan yang ada atau singkatnya dari kajian dari kacamata ilmu gunung api harus dibuktikan juga dengan ilmu-ilmu alam lainnya. Penemuan gunung api monogenik di bagian baratdaya yang dicirikan dengan kenampakan bentang alam landai di antara bentang alam dataran yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sawah, atau bukit soliter atau terisolir di luar kaldera kecil Gunung Genuk. Secara umum, singkapan aliran lava bantal ini serupa atau mirip dengan breksi autoklastika, warna bagian luar abu-abu kecoklatan dan bagian dalam berwarna abu-abu agak gelap hingga gelap, keadaan batuannya bertekstur afanitik hingga porfiritik halus hipokristalin, membentuk struktur bantal kurang sempurna, tersebar setempat, bagian luarnya memperlihatkan struktur breksi, aliran, terkekarkan dan beberapa memperlihatkan kekar pendinginan berbentuk radier, komposisi andesit hingga andesit basal. Lokasi ditemukannya lava bantal ini di dasar sungai atau di belakang tempat pertapaan Ratu Kalinyamat atau sering disebut sebagai lokasi pariwisata karena kepercayaan mandi di kucuran air di sungai tersebut akan awet muda.


Wisata Alam lainnya di Kabupaten Jepara
    Gunung Muria, di Keling
    Gunung Gede, di Karimunjawa
    Gunung Maming, di Karimunjawa
    Kepulauan Karimunjawa di Karimunjawa
    Pulau Panjang
    Pulau Mandalika, di Ujungwatu
    Pantai Kartini, di Bulu
    Pantai Tirto Samodra, di Bandengan
    Pantai Empu Rancak, di Karanggondang
    Pantai Blebak, di Sekuro
    Pantai Pecatu, di Banyumanis
    Pantai Ombak Mati, di Bondo
    Pantai Pailus, di Karanggondang
    Pantai Tegalsambi, di Tegalsambi
    Pantai Teluk Awur, di Telukawur
    Pantai Semat, di Semat
    Pantai Metawar, di Ujungwatu
    Pantai Pungkruk, di Mororejo
    Pantai Suweru, di Balong
    Pantai Bayuran, di Tubanan
    Pantai Beringin, di Bumiharjo
    Pantai Sekembu, di Mulyoharjo
    Pantai Mbah Sirah, di Semat
    Pantai Lemah Abang, di Balong
    Pantai Ketepeng, di Bandungharjo
    Pantai Ujung Piring, di Sekuro
    Pantai Tanjung Njelamun, di Balong
    Pantai Pelayaran, di Karangkebagusan
    Belik Bidadari dan Jaka Tarub, di Daren
    Shenden, di Mulyoharjo
    Kedung Plumpang, di Tanjung
    Kedung Gong, di Plajan
    Ngembes Putri Cina, di Banyumanis
    Bongpes, di Gerdu
    Waduk Punden, di Gemulung
    Waduk Klebut, di Jerukwangi
    Telaga Sejuta Akar, di Bondo
    Danau Blingoh, di Blingoh
    Goa Tritip, di Ujungwatu
    Goa Tratak, di Blingoh
    Goa Blorong, di Damarwulan
    Goa Manik, di Sumanding
    Goa Sakti, di Plajan
    Sumanding Pinus Indah, di Sumanding
    Wono Pinus Setro, di Batealit
    Sreni Indah, di Bategede
    Air Terjun Songgo Langit, di Bucu
    Air Terjun Jurang Manten, di Blingoh
    Air Terjun Jurang Nganten, di Tanjung
    Air Terjun Kalen Wates, di Tanjung
    Air Terjun Kemiren, di di Bategede
    Air Terjun Suroloyo, di Bungu
    Air Terjun Sumenep, di Batealit
    Air Terjun Undak Manuk, di Blingoh
    Air Terjun Nglumprit, di Dudakawu
    Air Terjun Grinjingan Dowo,di Dudakawu
    Air Terjun Nglamer, di Dudakawu
    Air Terjun Kedung Pancur Telu, di Damarwulan
    Air Terjun Kedung Ombo, di Papasan
    Air Terjun Nggembong, di Srikandang
    Air Terjun Gantungan, di Tanjung
    Air Terjun Nyamplungan, di Karimunjawa
    Air Terjun Pancuran, di Somosari
    Air Terjun Watu Bantal Susun, di Somosari
    Air Terjun Nongko Pace, di Somosari
    Air Terjun Banyu Anjlok, di Somosari
    Air Terjun Dung Paso, di Somosari
    Air Terjun Segorolebu, di Somosari
    Air Terjun Curug Kemiri, di Damarwulan
    Air Terjun Curug Kyai Buku, di Damarwulan
    Air Terjun Karang Nongko, di Banyumanis
    Air Terjun Grenjengan, di Banyumanis
    Air Terjun Statah, di Batealit
    Air Terjun Cabe, di Batealit
    Air Terjun Seberuk, di Batealit
    Air Terjun Jenggureng, di Sumanding
    Air Terjun Mloso Indah, di Sukodono
    Air Terjun Ngipik Indah, di Langon
    Air Terjun Grojokan Wergol, di Reguklampitan
Jepara Ourland Park
Kura-Kura Ocean Park
Tiara Park
Sentral Park
Benteng VOC
Benteng Portugis
Masjid Agung Jepara pada tahun 1660.
Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan simbol pluralisme Islam-Hindu yang masih dijaga keasliannya.
Gapura Masjid Robayan yang berarsitektur Hindu-Islam
Sisa benteng pelindung komplek inti Kraton Kalinyamat, satu-satunya sisa bangunan kraton yang masih dapat dilihat saat ini di Robayan.
Pusat kuliner di Pecangaan (gang sebelah utara PT Dasaplast)
Pusat kuliner di Jepara (sebelah barat SCJ)
Pasar Sejajar pusat oleh-oleh khas Jepara.
SCJ dekat alun-alun Jepara.

Kabupaten Jepara

Kabupaten Jepara 
Adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Jepara. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa. 
Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah yang bagian barat dan utaranya dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan.
Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa. Penyeberangan ke kepulauan ini dilayani oleh kapal ferry yang bertolak dari Pelabuhan Jepara. Karimunjawa juga terdapat Bandara Dewandaru yang didarati pesawat dari Bandara Ahmad Yani Semarang.
Kabupaten Jepara secara administratif wilayah luas wilayah daratan Kabupaten Jepara 1.004,132 km2 dengan panjang garis pantai 72 km, terdiri atas 14 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 183 desa dan 11 Kelurahan Wilayah tersempit adalah Kecamatan Kalinyamatan (24,179 km2) sedangkan wilayah terluas adalah Kecamatan Keling (231,758 km2). Sebagian besar luas wilayah merupakan tanah kering, sebesar 740,052 km2 (73,70%) sisanya merupakan tanah sawah, sebesar 264,080 km2 (26,30%). Secara Administratif Kabupaten Jepara terbagi dalam 5 wilayah, yaitu:

    Jepara Pusat: Jepara, Tahunan
    Jepara Selatan: Welahan, Kalinyamatan
    Jepara Utara: Karimunjawa, Mlonggo, Bangsri, Kembang, Donorojo, Keling
    Jepara Barat: Kedung, Pecangaan
    Jepara Timur: Batealit, Mayong, Nalumsari Pakis Aji
 

Wisata Keluarga di Kabupaten Grobogan

Bloombang Waterpark 
Adalah tempat wisata yang terdapat di Kabupaten Grobogan yang terdapat di Jl. Ahmad Yani Kabupaten Grobogan. Bloombang Waterpark dimiliki oleh PT. Ayodya Bersemi, sehingga selain disebut dengan nama Bloombang Waterpark disebut juga Ayodya Bloombang Waterpark
Bloombang Waterpark terletak di Jl. Ahmad Yani Desa Taruman, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Telp (0292)421826
Slogan
Bloombang Waterpark memiliki slogan wisata yaitu Ayo Dolanan Banyu.
Wahana
    Waterboom
    Kolam Arus
    Swimming Pool
    Ember Tumpah
Fasilitas
    Musholla
    Kantin
    Kamar Bilas
    Hotspot Area
    Loker

Wisata Religi di Kabupaten Grobogan

Wisata religi
Kyai Ageng Sela
Kyai Ageng Sela atau Ki Ageng Ngabdurahman adalah tokoh spiritual sekaligus leluhur raja-raja Kesultanan Mataram. Ia adalah guru Sultan Adiwijaya pendiri Kesultanan Pajang, dan adalah kakek dari Panembahan Senapati pendiri Kesultanan Mataram. Kisah hidupnya pada umumnya bersifat legenda, menurut naskah-naskah babad. 
Kisah hidup Ki Ageng Sela pada umumnya bersifat legenda menurut naskah-naskah babad, yang dipercaya sebagian masyarakat Jawa benar-benar terjadi.

Ki Ageng Sela disebutkan pernah mendaftar sebagai perwira di Kesultanan Demak. Ia berhasil membunuh seekor banteng sebagai persyaratan seleksi, namun ngeri melihat darah si banteng. Akibatnya, Sultan menolaknya masuk ketentaraan Demak. Ki Ageng Sela kemudian menyepi di desa Sela sebagai petani sekaligus guru spiritual. Ia pernah menjadi guru Jaka Tingkir, pendiri Kesultanan Pajang. Ia kemudian mempersaudarakan Jaka Tingkir dengan cucu-cucunya, yaitu Ki Juru Martani, Ki Ageng Pemanahan, dan Ki Panjawi.

Ki Ageng Sela juga pernah dikisahkan menangkap petir ketika sedang bertani. Petir itu kemudian berubah menjadi seorang kakek tua yang dipersembahkan sebagai tawanan pada Kesultanan Demak. Namun, kakek tua itu kemudian berhasil kabur dari penjara. Untuk mengenang kesaktian Ki Ageng Sela, pintu masuk Masjid Agung Demak kemudian disebut Lawang Bledheg (pintu petir), dengan dihiasi ukiran berupa ornamen tanaman berkepala binatang bergigi runcing, sebagai simbol petir yang pernah ditangkap Ki Ageng. Bahkan, sebagian masyarakat Jawa sampai saat ini apabila dikejutkan bunyi petir akan segera mengatakan bahwa dirinya adalah cucu Ki Ageng Sela, dengan harapan petir tidak akan menyambarnya.

Ki Ageng Sela juga dikaitkan dengan asal usul pusaka Mataram yang bernama Bende Kyai Bicak. Dikisahkan pada suatu hari Ki Ageng Sela menggelar pertunjukan wayang dengan dalang bernama Ki Bicak. Ki Ageng jatuh hati pada istri dalang yang kebetulan ikut membantu suaminya. Maka, Ki Ageng pun membunuh Ki Bicak untuk merebut Nyi Bicak. Akan tetapi, perhatian Ki Ageng kemudian beralih pada bende milik Ki Bicak. Ia tidak jadi menikahi Nyi Bicak dan memilih mengambil bende tersebut. Bende Ki Bicak kemudian menjadi warisan turun temurun keluarga Mataram. Roh Ki Bicak dipercaya menyatu dalam bende tersebut. Apabila hendak maju perang, pasukan Mataram biasanya lebih dulu menabuh bende Ki Bicak. Bila berbunyi nyaring pertanda pihak Mataram akan menang. Tapi bila tidak berbunyi pertanda musuh yang akan menang.

Selain pusaka, Ki Ageng Sela meninggalkan warisan berupa ajaran moral yang dianut keturunannya di Mataram. Ajaran tersebut berisi larangan-larangan yang harus dipatuhi apabila ingin mendapatkan keselamatan, yang kemudian ditulis para pujangga dalam bentuk syair macapat berjudul Pepali Ki Ageng Sela


Tempat wisata religi lainnya di Kabupaten Grobogan adalah:
    Makam Ki Ageng Tarub, di Tarub
    Makam Ki Ageng Getas Pendowo, di Kuripan, Purwodadi

Wisata Alam di Kabupaten Grobogan

Wisata alam
Tempat wisata alam di Kabupaten Grobogan adalah:

Api Abadi Mrapen, di Manggarmas

Api abadi Mrapen adalah sebuah kompleks yang terletak di desa Manggarmas, kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kawasan ini terletak di tepi jalan raya Purwodadi - Semarang, berjarak 26 km dari Kota Purwodadi. Kompleks api abadi Mrapen merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun.
Banyak peristiwa besar mengambil api dari kompleks api abadi Mrapen sebagai sumber obornya, misalnya pesta olahraga internasional Ganefo I tanggal 1 November 1963. Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON) mulai PON X tahun 1981, POR PWI tahun 1983 dan HAORNAS. Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk obor upacara hari raya Waisak.
Selain api abadi, di komplek tersebut juga terdapat kolam dengan air mendidih yang konon dapat dipergunakan untuk mengobati penyakit kulit, serta batu bobot yang konon apabila seseorang dapat mengangkatnya maka yang mengangkat tersebut akan mendapatkan keinginannya.


   
Bledug Kuwu, di Kuwu
Bledug Kuwu adalah sebuah kawah lumpur (mud volcano) yang terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Tempat ini dapat ditempuh kurang lebih 28 km ke arah timur dari kota Purwodadi. Bledug Kuwu merupakan salah satu objek wisata andalan di daerah ini, selain sumber api abadi Mrapen, dan Waduk Kedungombo. Objek yang menarik dari bledug ini adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung terus-menerus secara berkala, antara 2 dan 3 menit. Menurut cerita turun-temurun yang beredar di kalangan masyarakat setempat, Bledug Kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan Laut Selatan (Samudera Hindia). Konon lubang itu adalah jalan pulang Jaka Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan setelah mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Joko Linglung konon bisa membuat lubang tersebut karena dia bisa menjelma menjadi ular naga yang merupakan syarat agar dia diakui sebagai anak Raden Ajisaka

Goa Gajah
Goa Gajah adalah gua buatan yang berfungsi seperti tempat ibadah. Gua ini terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar, Bali. Berjarak kurang lebih 27 km dari Denpasar. UNESCO mencatat goa ini sebagai warisan dunia dalam daftar tentatif (menunggu kepastian) pada tanggal 19 Oktober 1995 dalam bidang kebudayaan
Penemuan Goa Gajah berawal dari laporan pejabat Hindia Belanda, LC. Heyting pada tahun 1923 yang menemukan arca Ganesha, Trilingga serta arca Hariti kepada pemerintah Hindia Belanda. Hal tersebut di tindak lanjuti oleh Dr. WF. Stuterhiem untuk mengadakan penelitian lanjut pada tahun 1925. Pada tahun 1950 Dinas Purbakala RI melalui seksi-seksi bangunan purbakala di Bali yang dipimpin oleh J.L Krijgman melakukan penelitian dan penggalian pada tahun 1954 sampai tahun 1979 dan ditemukanlah tempat petirtaan kuno dengan 6 buah patung wanita dengan pancuran air di dada dan sampai sekarang keberadaanya bisa dipercaya bisa memberikan vibrasi penyucian aura bagi pengunjung.
Pada tahun 1931 Mr. Conrat Spies menemukan pula peningalan yang cukup penting di komplek "tukad pangkung" berupa stupa bercabang tiga yang terpahat pada dinding batu yang telah runtuh tergeletak didasar tukad pangkung.


Wisata Alam lainnya di Kabupaten Grobogan
Waduk Kedung Ombo, di Rambat
Cindelaras, di Ngrandah  Bledug Kesongo, di Gabus
Bledug Medang Kawit, di Tanjungharjo
Air Terjun Widuri, di Kemaduhbatur
Air Terjun Ngasinan, di Kemaduhbatur
Air Terjun Ngayongan, di Karangasem
Goa Urang, di Kemaduhbatur
Goa Macan, di Sedayu


Tempat wisata pemandian di Kabupaten Grobogan adalah:
Pemandian Sanggeh, di Tambirejo
Pemandian Mudal, di Karangasem
Pemandian Segoro Gunung, di Nglinduk
Sendang Keyongan, di Penganten
Sendang Wangi, di Karangasem
Sendang Coyo, di Mlowokarangtalun
Sendang Bulusan, di Jipang
Sendang Sungapan, di Sembungharjo
Goa Lowo, di Sedayu
Goa Gogor, di Sumber Jatipohon
Goa Angil-Angil, di Kemaduhbatur
Goa Ngesong, di Tegalrejo
Goa Teges, di Tegalrejo

Kabupaten Grobogan

Kabupaten Grobogan 
Adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwodadi. Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain. Letak astronomis wilayah antara 110° 15' BT – 111° 25' BT dan 7° LS - 7°30’ LS, dengan jarak bentang dari utara ke selatan ± 37 km dan dari barat ke timur ± 83 km.
Secara geografis, Grobogan merupakan lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di bagian selatan dan Pegunungan Kapur Utara di bagian utara. Bagian tengah wilayahnya adalah dataran rendah. Dua sungai besar yang mengalir adalah Kali Serang dan Kali Lusi.
Dua pegunungan tersebut merupakan hutan jati, mahoni dan campuran yang memiliki fungsi sebagai resapan air hujan disamping juga sebagai lahan pertanian meskipun dengan daya dukung tanah yang rendah.
Lembah yang membujur dari barat ke timur merupakan lahan pertanian yang produktif, yang sebagian telah didukung jaringan irigasi. Lembah ini selain dipadati oleh penduduk juga aliran banyak sungai, jalan raya dan jalan kereta api.
Sebelumnya ibukota kabupaten Grobogan terletak di Kecamatan Grobogan bukan di Kecamatan Purwodadi, akan tetapi kemudian dipindah di Purwodadi, Bupati Grobogan pertama kali adalah Raden Surokerti Abinarang dan Bupati yang paling legendaris adalah Soegiri.
Budaya yang paling terkenal di Grobogan ini adalah seni tayub, dengan pemainnya yang legendaris adalah Lasmi dari desa Kropak.