Wednesday, September 14, 2016

Agrowisata di Kabupaten Brebes

Agrowisata Kaligua
Agrowisata Kaligua adalah kawasan wisata agro dataran tinggi yang terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tepatnya di wilayah Brebes bagian selatan. Agrowisata Kaligua dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Jawa Tengah dan merupakan diversifikasi usaha untuk meningkatkan optimalisasi aset perusahaan dengan daya dukung potensi alam yang indah. Hasil pengolahan perkebunan teh Kaligua adalah berupa produk hilir teh hitam (black tea) dengan merk “Kaligua” dalam kemasan teh celup dan serbuk. Wisatawan yang berkunjung dapat menikmati hangatnya teh hitam Kaligua di lokasi atau membelinya untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh
Wisata agro Kaligua terletak sekitar 10 kilometer dari arah kota Kecamatan Paguyangan atau sekitar 15 kilometer dari Bumiayu. Transportasi menuju lokasi dapat ditempuh melalui jalur Pantura via Brebes atau Tegal-Bumiayu-Kaligua, Cirebon-Bumiayu-Kaligua, dan jalur selatan via Purwokerto-Paguyangan-Kaligua. Jalur tersebut melalui jalan utama Tegal-Purwokerto, tepat masuk lewat pertigaan Kaligua, Kretek. Jalan antara Paguyangan-Kaligua berkelok-kelok dan naik-turun
Perkebunan teh Kaligua berada pada ketinggian 1.200 - 2.050 meter dari permukaan laut. Kondisi udara sangat dingin, berkisar 8-22 °C pada musim penghujan dan mencapai 4-12 °C pada musim kemarau. Wilayah perkebunan teh ini hampir selalu diselimuti kabut tebal. Perkebunan ini terletak di lereng barat Gunung Slamet (3.432 m dpl), yang merupakan gunung tertinggi kedua di pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Keindahan salah satu puncak gunung Slamet, yaitu puncak Sakub, dapat dinikmati dari perkebunan teh Kaligua ini. Dari tempat ini, jika udara cerah, juga terlihat keindahan Gunung Ceremai, wilayah Tegal, serta Cilacap


Agrowisata Sepoor Teboe PG Jatibarang
Salah satu wahana yang ada di Agrowisata Taman Hijau Mbesaran adalah menikmati perjalanan Kereta wisata SPOOR TEBOE mengelilingi area Taman Hijau Mbesaran. Kereta wisata Loko dan Lori baru di launcing dan diresmikan pada tanggal 20 Desember 2009 oleh Administratur saat itu yakni Bpk Iwan Hernawan, Bsc, SE, MSi bertempat di lapangan Pabrik Gula Jatibarang yakni di area emplasemen sebelah Timur Pabrik tepatnya di Timbangan Tebu.
SPOOR TEBOE berasal dari kata “SPOOR” yang berarti kereta api loko (bahasa belanda) dan “TEBOE” yang berarti tebu salah satu bahan baku pembuatan gula (ejaan lama). Kenapa dinamakan SPOOR TEBOE karena Kereta wisata ini berasal dari Loko dan lori dimana loko dan lori ini digunakan sebagai alat transportasi mengangkut tebu dari kebun menuju ke Pabrik Gula. 
Route kereta wisata saat itu yaitu merjalanan dari emplasemen menuju kedalam Pabrik Gula tepatnya di stasiun Gilingan / Krapyak dan kembali lagi ke emplasemen. Pengunjung juga dapat melihat dalam pabrik serta berfoto bersama dan juga mengetahui beberapa alat-alat penginggalan yang masih digunakan dalam proses giling.
Dalam perjalannya karena pada saat giling tiba maka jalur emplasemen yang dilalui Kereta wisata tidak bisa digunakan karena jalur tersebut digunakan untuk jalur lori tebu maka manajemen memindahkan wisata SPOOR TEBOE ke area Taman Hijau Mbesaran sehingga pada saat giling kegiatan wisata masih bisa berlangsung. Selain mengelilingi Taman Hijau Mbesaran pengunjung juga dapat melihat-lihat Rumah Mbesaran, berfoto bersama serta juga dapat melihat/masuk kedalam pabrik baik dalam kondisi giling maupun tidak giling.
Loko yang digunakan bukan Loko Uap melainkan Loko Diesel, hal ini dilakukan karena Loko Uap membutuhkan bahan baku kayu dan harus dilakukan pemanasan terlebih dahulu sehingga memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Tempat duduk pengunjung juga menggunakan lori-lori tebu yang didesain untuk kenyamanan pengunjung. Tidak lupa disediakan Stasiun Mbesaran dan tempat tunggu untuk para pengunjung yang akan menikmati perjalanan kereta wisata.
Ada juga tempat bermain anak ( Kid Fun ), Kolam renang anak, Waterboom, Taman Hijau yang bisa digunakan untuk berkumpul bersama keluarga, dan juga Homestay bagi yang ingin menikmati beberapa hari di mbesaran ini


Kebun Durian Antap Sari di desa Rajawetan, Tonjong
Tidak seperti lazimnya kebun durian di daerah lain, hasil durian Desa Rajawetan tidak dijual kepada pedagang atau tengkulak. Di tepi kebun sebelah barat jalan ada tiga bangunan. Salah satunya disusun berbentuk lesehan memanjang tersekat papan. Di tempat itulah para pembeli langsung menikmati durian yang diambil dari kebun.
"Kalau ingin metik sendiri dan dibawa pulang juga bisa, tapi baru bisa dimakan dua hari kemudian," kata pengelola Kebun Antap Sari, Moch Subhanudin SP.
Diceritakan, berkembangnya Desa Rajawetan sebagai sentra durian berawal sekitar tahun 1997 ketika pengusaha rumah makan asal Cilacap, H Herry Syaheri memperoleh tawaran pembelian tanah seluas 1,6 hektare di Desa Rajawetan. Hitung-hitung membangun sebuah tempat refreshing pribadi, dia pun mengubah lahan semak belukar menjadi sebuah kebun durian Jarak Desa Rajawetan dari pertigaan Pasar Linggapura, Jalan Tegal - Purwokerto, sekitar 15 kilometer. Jalan menuju desa itu kurang mulus dan menanjak. Namun, siapa menduga jika wilayah di Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes itu menjadi jujukan orang dari berbagai daerah?
Tidak mengherankan, hal itu karena di desa tersebut terdapat kebun durian Antap Sari.

No comments:

Post a Comment