Friday, September 16, 2016

Wisata sejarah di Kabupaten Jepara

Wisata Sejarah

Benteng Portugis, di Banyumanis
Benteng Portugis adalah salah satu objek wisata andalan di Jepara adalah Benteng Portugis yang terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo atau 45 km di sebelah timur laut Kota Jepara, dan untuk mencapainya tersedia sarana jalan aspal berbatu dan hanya dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan tidak ada rute transportasi umum ke situs sejarah ini.
Dilihat dari sisi geografis benteng ini tampak sangat strategis untuk kepentingan militer khususnya zaman dahulu yang kemampuan tembakan meriamnya terbatas 2 s/d 3 km saja. Benteng ini dibangun di ats sebuah bukit batu di pinggir laut dan persis di depannya terhampar Pulau mondoliko, sehingga praktis selat yang ada di depan benteng ini berada di bawah kendali Meriam Benteng sehingga akan berpengaruh pada pelayaran kapal dari Jepara ke Indonesia bagian timur atau sebaliknya.
Benteng Portugis terdapat di Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo atau 45 km di sebelah timur laut Kota Jepara. Jalan untuk menuju Benteng Portugis dapat ditempuh dengan jalan aspal yang banyak berlubang, baik melalui kota Jepara ataupun dari kota Pati melalui kecamatan Dukuhseti atau kecamatan Tayu.
Pada tahun 1619, kota Jayakarta / Sunda Kelapa dimasuki VOC Belanda, dan saat ini Sunda Kelapa yang diubah namanya menjadi Batavia dianggap sebagai awal tumbuhnya penjajahan oleh Imperialis Belanda di Indonesia. Sultan Agung Raja Mataram sudah merasakan adanya bahaya yang mengancam dari situasi jatuh nya kota Jayakarta ke tangan Belanda. Untuk itu Sultan Agung mempersiapkan angkatan perangnya guna mengusir penjajah Belanda. Tekad Raja Mataram ini dilaksanakan berturut-turut pada tahun 1628 dan tahun 1629 yang berakhir dengan kekalahan di pihak Mataram. Kejadian ini membuat Sultan Agung berpikir bahwa VOC Belanda hanya bisa dikalahkan lewat serangan darat dan laut secara bersamaan, padahal Mataram tidak memiliki armada laut yang kuat, sehingga perlu adanya bantuan dari pihak ketiga yang juga berseteru dengan VOC yaitu Bangsa Portugis.


Museum R.A Kartini, di Panggang
Museum Kartini adalah museum yang terletak di kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Museum ini didirikan pada 30 Maret 1975 pada masa pemerintahan Bupati Soemarno Djojomardowo sementara peresmiannya dilakukan pada 21 April 1977 oleh Bupati Soedikto. Museum ini terdiri dari 3 buah gedung yang dibangun di atas area seluas 5.210 m2 yang apabila dilihat dari atas gedung - gedung tersebut berbentuk huruf K,T, dan N yang merupakan singkatan dari KARTINI
Museum ini menyiman benda - benda peninggalan R.A. Kartini dan kakaknya, Sosro Kartono serta benda - benda kuno yang ditemukan di wilayah Kabupaten Jepara. Penyajian ruang koleksi dibagi menjadi empat ruang
Ruang pertama yang merupakan badan gedung K digunakan untuk koleksi peninggalan R.A. Kartini yang berupa benda - benda serta foto semasa hidupnya. Ruang kedua yang merupakan bagian dari kaki gedung K berisi peninggalan Sosro Kartono. Ruang ketiga digunakan untuk penyajian benda - benda bersejarah dan purbakala yang ditemukan di wilayah Jepara serta hasil kerajinan Jepara yang terkenal seperti Tenun ikat Troso, anyaman bambu dan rotan. Ruang keempat merupakan gedung T yang berisi tulang ikan raksasa bernama Ikan Joko Tua Jenisnya adalah Paus Gajah, yaitu ikan Paus yang punya belalai yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa.

Wisata sejarah lainnya di Kabupaten Jepara
Benteng VOC, di Ujungbatu
Museum Gong Perdamaian Dunia, di Plajan
Museum Ukir Nusantara, di Panggang
Pendapa Jepara, di Kauman
Monumen Plasenta R.A. Kartini, di Pelemkerep
Gapura Robayan di Robayan
Masjid Astana Mantingan, di Mantingan
Masjid Agung Baitul Makmur Jepara, di Kauman
Kelenteng Hian Thian Siang Tee, di Welahan
Candi Bubrah, di Tempur
Candi Angin, di Tempur

Wisata Alam di Kabupaten Jepara

Wisata alam
Gunung Genuk, di Clering

Gunung Genuk dikenal juga dengan nama Gunung Donorojo disebut juga dengan nama Gunung Clering adalah sebuah gunung yang terletak di ujung utara Pulau Jawa atau tepatnya di Semenanjung Gunung Muria, Jawa Tengah menunjukkan banyak fenomena yang tentunya perlu pengkajian secara komprehensif. Artinya permasalahan yang ada atau singkatnya dari kajian dari kacamata ilmu gunung api harus dibuktikan juga dengan ilmu-ilmu alam lainnya. Penemuan gunung api monogenik di bagian baratdaya yang dicirikan dengan kenampakan bentang alam landai di antara bentang alam dataran yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sawah, atau bukit soliter atau terisolir di luar kaldera kecil Gunung Genuk. Secara umum, singkapan aliran lava bantal ini serupa atau mirip dengan breksi autoklastika, warna bagian luar abu-abu kecoklatan dan bagian dalam berwarna abu-abu agak gelap hingga gelap, keadaan batuannya bertekstur afanitik hingga porfiritik halus hipokristalin, membentuk struktur bantal kurang sempurna, tersebar setempat, bagian luarnya memperlihatkan struktur breksi, aliran, terkekarkan dan beberapa memperlihatkan kekar pendinginan berbentuk radier, komposisi andesit hingga andesit basal. Lokasi ditemukannya lava bantal ini di dasar sungai atau di belakang tempat pertapaan Ratu Kalinyamat atau sering disebut sebagai lokasi pariwisata karena kepercayaan mandi di kucuran air di sungai tersebut akan awet muda.


Wisata Alam lainnya di Kabupaten Jepara
    Gunung Muria, di Keling
    Gunung Gede, di Karimunjawa
    Gunung Maming, di Karimunjawa
    Kepulauan Karimunjawa di Karimunjawa
    Pulau Panjang
    Pulau Mandalika, di Ujungwatu
    Pantai Kartini, di Bulu
    Pantai Tirto Samodra, di Bandengan
    Pantai Empu Rancak, di Karanggondang
    Pantai Blebak, di Sekuro
    Pantai Pecatu, di Banyumanis
    Pantai Ombak Mati, di Bondo
    Pantai Pailus, di Karanggondang
    Pantai Tegalsambi, di Tegalsambi
    Pantai Teluk Awur, di Telukawur
    Pantai Semat, di Semat
    Pantai Metawar, di Ujungwatu
    Pantai Pungkruk, di Mororejo
    Pantai Suweru, di Balong
    Pantai Bayuran, di Tubanan
    Pantai Beringin, di Bumiharjo
    Pantai Sekembu, di Mulyoharjo
    Pantai Mbah Sirah, di Semat
    Pantai Lemah Abang, di Balong
    Pantai Ketepeng, di Bandungharjo
    Pantai Ujung Piring, di Sekuro
    Pantai Tanjung Njelamun, di Balong
    Pantai Pelayaran, di Karangkebagusan
    Belik Bidadari dan Jaka Tarub, di Daren
    Shenden, di Mulyoharjo
    Kedung Plumpang, di Tanjung
    Kedung Gong, di Plajan
    Ngembes Putri Cina, di Banyumanis
    Bongpes, di Gerdu
    Waduk Punden, di Gemulung
    Waduk Klebut, di Jerukwangi
    Telaga Sejuta Akar, di Bondo
    Danau Blingoh, di Blingoh
    Goa Tritip, di Ujungwatu
    Goa Tratak, di Blingoh
    Goa Blorong, di Damarwulan
    Goa Manik, di Sumanding
    Goa Sakti, di Plajan
    Sumanding Pinus Indah, di Sumanding
    Wono Pinus Setro, di Batealit
    Sreni Indah, di Bategede
    Air Terjun Songgo Langit, di Bucu
    Air Terjun Jurang Manten, di Blingoh
    Air Terjun Jurang Nganten, di Tanjung
    Air Terjun Kalen Wates, di Tanjung
    Air Terjun Kemiren, di di Bategede
    Air Terjun Suroloyo, di Bungu
    Air Terjun Sumenep, di Batealit
    Air Terjun Undak Manuk, di Blingoh
    Air Terjun Nglumprit, di Dudakawu
    Air Terjun Grinjingan Dowo,di Dudakawu
    Air Terjun Nglamer, di Dudakawu
    Air Terjun Kedung Pancur Telu, di Damarwulan
    Air Terjun Kedung Ombo, di Papasan
    Air Terjun Nggembong, di Srikandang
    Air Terjun Gantungan, di Tanjung
    Air Terjun Nyamplungan, di Karimunjawa
    Air Terjun Pancuran, di Somosari
    Air Terjun Watu Bantal Susun, di Somosari
    Air Terjun Nongko Pace, di Somosari
    Air Terjun Banyu Anjlok, di Somosari
    Air Terjun Dung Paso, di Somosari
    Air Terjun Segorolebu, di Somosari
    Air Terjun Curug Kemiri, di Damarwulan
    Air Terjun Curug Kyai Buku, di Damarwulan
    Air Terjun Karang Nongko, di Banyumanis
    Air Terjun Grenjengan, di Banyumanis
    Air Terjun Statah, di Batealit
    Air Terjun Cabe, di Batealit
    Air Terjun Seberuk, di Batealit
    Air Terjun Jenggureng, di Sumanding
    Air Terjun Mloso Indah, di Sukodono
    Air Terjun Ngipik Indah, di Langon
    Air Terjun Grojokan Wergol, di Reguklampitan
Jepara Ourland Park
Kura-Kura Ocean Park
Tiara Park
Sentral Park
Benteng VOC
Benteng Portugis
Masjid Agung Jepara pada tahun 1660.
Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan simbol pluralisme Islam-Hindu yang masih dijaga keasliannya.
Gapura Masjid Robayan yang berarsitektur Hindu-Islam
Sisa benteng pelindung komplek inti Kraton Kalinyamat, satu-satunya sisa bangunan kraton yang masih dapat dilihat saat ini di Robayan.
Pusat kuliner di Pecangaan (gang sebelah utara PT Dasaplast)
Pusat kuliner di Jepara (sebelah barat SCJ)
Pasar Sejajar pusat oleh-oleh khas Jepara.
SCJ dekat alun-alun Jepara.

Kabupaten Jepara

Kabupaten Jepara 
Adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Jepara. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa. 
Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah yang bagian barat dan utaranya dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan.
Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa. Penyeberangan ke kepulauan ini dilayani oleh kapal ferry yang bertolak dari Pelabuhan Jepara. Karimunjawa juga terdapat Bandara Dewandaru yang didarati pesawat dari Bandara Ahmad Yani Semarang.
Kabupaten Jepara secara administratif wilayah luas wilayah daratan Kabupaten Jepara 1.004,132 km2 dengan panjang garis pantai 72 km, terdiri atas 14 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 183 desa dan 11 Kelurahan Wilayah tersempit adalah Kecamatan Kalinyamatan (24,179 km2) sedangkan wilayah terluas adalah Kecamatan Keling (231,758 km2). Sebagian besar luas wilayah merupakan tanah kering, sebesar 740,052 km2 (73,70%) sisanya merupakan tanah sawah, sebesar 264,080 km2 (26,30%). Secara Administratif Kabupaten Jepara terbagi dalam 5 wilayah, yaitu:

    Jepara Pusat: Jepara, Tahunan
    Jepara Selatan: Welahan, Kalinyamatan
    Jepara Utara: Karimunjawa, Mlonggo, Bangsri, Kembang, Donorojo, Keling
    Jepara Barat: Kedung, Pecangaan
    Jepara Timur: Batealit, Mayong, Nalumsari Pakis Aji
 

Wisata Keluarga di Kabupaten Grobogan

Bloombang Waterpark 
Adalah tempat wisata yang terdapat di Kabupaten Grobogan yang terdapat di Jl. Ahmad Yani Kabupaten Grobogan. Bloombang Waterpark dimiliki oleh PT. Ayodya Bersemi, sehingga selain disebut dengan nama Bloombang Waterpark disebut juga Ayodya Bloombang Waterpark
Bloombang Waterpark terletak di Jl. Ahmad Yani Desa Taruman, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Telp (0292)421826
Slogan
Bloombang Waterpark memiliki slogan wisata yaitu Ayo Dolanan Banyu.
Wahana
    Waterboom
    Kolam Arus
    Swimming Pool
    Ember Tumpah
Fasilitas
    Musholla
    Kantin
    Kamar Bilas
    Hotspot Area
    Loker

Wisata Religi di Kabupaten Grobogan

Wisata religi
Kyai Ageng Sela
Kyai Ageng Sela atau Ki Ageng Ngabdurahman adalah tokoh spiritual sekaligus leluhur raja-raja Kesultanan Mataram. Ia adalah guru Sultan Adiwijaya pendiri Kesultanan Pajang, dan adalah kakek dari Panembahan Senapati pendiri Kesultanan Mataram. Kisah hidupnya pada umumnya bersifat legenda, menurut naskah-naskah babad. 
Kisah hidup Ki Ageng Sela pada umumnya bersifat legenda menurut naskah-naskah babad, yang dipercaya sebagian masyarakat Jawa benar-benar terjadi.

Ki Ageng Sela disebutkan pernah mendaftar sebagai perwira di Kesultanan Demak. Ia berhasil membunuh seekor banteng sebagai persyaratan seleksi, namun ngeri melihat darah si banteng. Akibatnya, Sultan menolaknya masuk ketentaraan Demak. Ki Ageng Sela kemudian menyepi di desa Sela sebagai petani sekaligus guru spiritual. Ia pernah menjadi guru Jaka Tingkir, pendiri Kesultanan Pajang. Ia kemudian mempersaudarakan Jaka Tingkir dengan cucu-cucunya, yaitu Ki Juru Martani, Ki Ageng Pemanahan, dan Ki Panjawi.

Ki Ageng Sela juga pernah dikisahkan menangkap petir ketika sedang bertani. Petir itu kemudian berubah menjadi seorang kakek tua yang dipersembahkan sebagai tawanan pada Kesultanan Demak. Namun, kakek tua itu kemudian berhasil kabur dari penjara. Untuk mengenang kesaktian Ki Ageng Sela, pintu masuk Masjid Agung Demak kemudian disebut Lawang Bledheg (pintu petir), dengan dihiasi ukiran berupa ornamen tanaman berkepala binatang bergigi runcing, sebagai simbol petir yang pernah ditangkap Ki Ageng. Bahkan, sebagian masyarakat Jawa sampai saat ini apabila dikejutkan bunyi petir akan segera mengatakan bahwa dirinya adalah cucu Ki Ageng Sela, dengan harapan petir tidak akan menyambarnya.

Ki Ageng Sela juga dikaitkan dengan asal usul pusaka Mataram yang bernama Bende Kyai Bicak. Dikisahkan pada suatu hari Ki Ageng Sela menggelar pertunjukan wayang dengan dalang bernama Ki Bicak. Ki Ageng jatuh hati pada istri dalang yang kebetulan ikut membantu suaminya. Maka, Ki Ageng pun membunuh Ki Bicak untuk merebut Nyi Bicak. Akan tetapi, perhatian Ki Ageng kemudian beralih pada bende milik Ki Bicak. Ia tidak jadi menikahi Nyi Bicak dan memilih mengambil bende tersebut. Bende Ki Bicak kemudian menjadi warisan turun temurun keluarga Mataram. Roh Ki Bicak dipercaya menyatu dalam bende tersebut. Apabila hendak maju perang, pasukan Mataram biasanya lebih dulu menabuh bende Ki Bicak. Bila berbunyi nyaring pertanda pihak Mataram akan menang. Tapi bila tidak berbunyi pertanda musuh yang akan menang.

Selain pusaka, Ki Ageng Sela meninggalkan warisan berupa ajaran moral yang dianut keturunannya di Mataram. Ajaran tersebut berisi larangan-larangan yang harus dipatuhi apabila ingin mendapatkan keselamatan, yang kemudian ditulis para pujangga dalam bentuk syair macapat berjudul Pepali Ki Ageng Sela


Tempat wisata religi lainnya di Kabupaten Grobogan adalah:
    Makam Ki Ageng Tarub, di Tarub
    Makam Ki Ageng Getas Pendowo, di Kuripan, Purwodadi

Wisata Alam di Kabupaten Grobogan

Wisata alam
Tempat wisata alam di Kabupaten Grobogan adalah:

Api Abadi Mrapen, di Manggarmas

Api abadi Mrapen adalah sebuah kompleks yang terletak di desa Manggarmas, kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kawasan ini terletak di tepi jalan raya Purwodadi - Semarang, berjarak 26 km dari Kota Purwodadi. Kompleks api abadi Mrapen merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun.
Banyak peristiwa besar mengambil api dari kompleks api abadi Mrapen sebagai sumber obornya, misalnya pesta olahraga internasional Ganefo I tanggal 1 November 1963. Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON) mulai PON X tahun 1981, POR PWI tahun 1983 dan HAORNAS. Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk obor upacara hari raya Waisak.
Selain api abadi, di komplek tersebut juga terdapat kolam dengan air mendidih yang konon dapat dipergunakan untuk mengobati penyakit kulit, serta batu bobot yang konon apabila seseorang dapat mengangkatnya maka yang mengangkat tersebut akan mendapatkan keinginannya.


   
Bledug Kuwu, di Kuwu
Bledug Kuwu adalah sebuah kawah lumpur (mud volcano) yang terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Tempat ini dapat ditempuh kurang lebih 28 km ke arah timur dari kota Purwodadi. Bledug Kuwu merupakan salah satu objek wisata andalan di daerah ini, selain sumber api abadi Mrapen, dan Waduk Kedungombo. Objek yang menarik dari bledug ini adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung terus-menerus secara berkala, antara 2 dan 3 menit. Menurut cerita turun-temurun yang beredar di kalangan masyarakat setempat, Bledug Kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan Laut Selatan (Samudera Hindia). Konon lubang itu adalah jalan pulang Jaka Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan setelah mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Joko Linglung konon bisa membuat lubang tersebut karena dia bisa menjelma menjadi ular naga yang merupakan syarat agar dia diakui sebagai anak Raden Ajisaka

Goa Gajah
Goa Gajah adalah gua buatan yang berfungsi seperti tempat ibadah. Gua ini terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar, Bali. Berjarak kurang lebih 27 km dari Denpasar. UNESCO mencatat goa ini sebagai warisan dunia dalam daftar tentatif (menunggu kepastian) pada tanggal 19 Oktober 1995 dalam bidang kebudayaan
Penemuan Goa Gajah berawal dari laporan pejabat Hindia Belanda, LC. Heyting pada tahun 1923 yang menemukan arca Ganesha, Trilingga serta arca Hariti kepada pemerintah Hindia Belanda. Hal tersebut di tindak lanjuti oleh Dr. WF. Stuterhiem untuk mengadakan penelitian lanjut pada tahun 1925. Pada tahun 1950 Dinas Purbakala RI melalui seksi-seksi bangunan purbakala di Bali yang dipimpin oleh J.L Krijgman melakukan penelitian dan penggalian pada tahun 1954 sampai tahun 1979 dan ditemukanlah tempat petirtaan kuno dengan 6 buah patung wanita dengan pancuran air di dada dan sampai sekarang keberadaanya bisa dipercaya bisa memberikan vibrasi penyucian aura bagi pengunjung.
Pada tahun 1931 Mr. Conrat Spies menemukan pula peningalan yang cukup penting di komplek "tukad pangkung" berupa stupa bercabang tiga yang terpahat pada dinding batu yang telah runtuh tergeletak didasar tukad pangkung.


Wisata Alam lainnya di Kabupaten Grobogan
Waduk Kedung Ombo, di Rambat
Cindelaras, di Ngrandah  Bledug Kesongo, di Gabus
Bledug Medang Kawit, di Tanjungharjo
Air Terjun Widuri, di Kemaduhbatur
Air Terjun Ngasinan, di Kemaduhbatur
Air Terjun Ngayongan, di Karangasem
Goa Urang, di Kemaduhbatur
Goa Macan, di Sedayu


Tempat wisata pemandian di Kabupaten Grobogan adalah:
Pemandian Sanggeh, di Tambirejo
Pemandian Mudal, di Karangasem
Pemandian Segoro Gunung, di Nglinduk
Sendang Keyongan, di Penganten
Sendang Wangi, di Karangasem
Sendang Coyo, di Mlowokarangtalun
Sendang Bulusan, di Jipang
Sendang Sungapan, di Sembungharjo
Goa Lowo, di Sedayu
Goa Gogor, di Sumber Jatipohon
Goa Angil-Angil, di Kemaduhbatur
Goa Ngesong, di Tegalrejo
Goa Teges, di Tegalrejo

Kabupaten Grobogan

Kabupaten Grobogan 
Adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwodadi. Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain. Letak astronomis wilayah antara 110° 15' BT – 111° 25' BT dan 7° LS - 7°30’ LS, dengan jarak bentang dari utara ke selatan ± 37 km dan dari barat ke timur ± 83 km.
Secara geografis, Grobogan merupakan lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di bagian selatan dan Pegunungan Kapur Utara di bagian utara. Bagian tengah wilayahnya adalah dataran rendah. Dua sungai besar yang mengalir adalah Kali Serang dan Kali Lusi.
Dua pegunungan tersebut merupakan hutan jati, mahoni dan campuran yang memiliki fungsi sebagai resapan air hujan disamping juga sebagai lahan pertanian meskipun dengan daya dukung tanah yang rendah.
Lembah yang membujur dari barat ke timur merupakan lahan pertanian yang produktif, yang sebagian telah didukung jaringan irigasi. Lembah ini selain dipadati oleh penduduk juga aliran banyak sungai, jalan raya dan jalan kereta api.
Sebelumnya ibukota kabupaten Grobogan terletak di Kecamatan Grobogan bukan di Kecamatan Purwodadi, akan tetapi kemudian dipindah di Purwodadi, Bupati Grobogan pertama kali adalah Raden Surokerti Abinarang dan Bupati yang paling legendaris adalah Soegiri.
Budaya yang paling terkenal di Grobogan ini adalah seni tayub, dengan pemainnya yang legendaris adalah Lasmi dari desa Kropak.

Wednesday, September 14, 2016

Wisata Alam di Kabupaten Demak

Wisata Alam
Wisata Bahari Morosari, di Bedono
Wisata Bahari Morosari atau di kenal juga WBM adalah tempat wisata yang terletak dekat di Kabupaten Demak, dekat Kota Semarang. Morosari Demak merupakan salah satu daya tarik wisata bahari yang terletak di desa Bedono. Konon, dahulu wilayah Kecamatan Sayung sebelah utara ini merupakan area pemukiman dan pertambakan. Namun pada tahun 1997 wilayah tersebut tenggelam akibat rob dan abrasi. Wilayah yang tenggelam yaitu dukuh Tambaksari, Morosari dan Rejosari. 
Lokasi Daya Tarik Wisata Pantai dan Hutan Mangrove Morosari terletak 7 km arah timur Kota Semarang, sebelum jembatan pasar Sayung belok ke kiri arah utara. Gapura bertuliskan Selamat Datang di Pantai Morosari akan menyambut pengunjung. Namun, akses jalan hanya bisa dilewati untuk 1 mobil/bus saja. Sekitar 1,5 km terdapat jembatan dukuh morosari lewat jembatan menuju SD Bedono I di Dukuh Pandansari. Di halaman SD pengunjung dapat memarkirkan mobil atau bus yang biasa digunakan rombongan peziarah.
Selanjutnya, hutan mangrove Tambaksari dapat ditempuh dengan jalan kaki atau dengan kendaraan roda dua, melewati jalan beton yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Demak. Uniknya, meski dikelilingi oleh laut, terdapat sumur air bersih dan tawar. Di antara hutan tersebut yang masih bertahan tinggal didukuh Tambaksari sebanyak 5 KK. Mereka dengan ikhlas menjaga dan merawat hutan mangrove serta menjaga dan merawat burung-burung bangau yang tinggal hutan tersebut. Selain burung bangau/blekok terdapat pula ikan glodok dan ular yang dibiarkan hidup bebas menyatu dengan alam.
Kini, daerah tersebut berubah menjadi Hutan Mangrove Rejosari, Tambaksari dan Morosari Demak. Desa yang dulunya padat dengan pemukiman penduduk berubah menjadi daerah tujuan wisata. Hutan mangrove Dukuh Tambaksari terletak agak menjorok ke tengah lautan dan terdapat makam Mbah Mudzakir. Sedangkan di Dukuh rejosari terdapat Hutan Lindung Mangrove. Masing-masing memiliki daya tarik tersendiri.
 Sedangkan untuk mencapai Hutan Lindung Mangrove Dukuh Rejosari dengan menggunakan jasa perahu setempat. Pengunjung dapat menyusuri hutan dengan jalan lorong kayu serta tersedia gazebo-gazebo untuk beristirahat dan menikmati suara alam dari burung-burung bangau. Unggas ini hidup dan berkembangbiak di hutan dengan perlindungan Perda Pemerintah Kabupaten Demak tentang Larangan Berburu. 
Susur hutan dengan perahu menjadi sensasi tersendiri yang dirasakan ketika melintas berkeliling dibekas perkampungan tersebut, masih adanya sisa bangunan rumah, makam dan masjid di tengah hutan mangrove dan tiang-tiang listrik beton masih berdiri yang saat itu digunakan untuk aliran listrik penduduk.

Fasilitas :
Jetski Yamaha Wave Runner 700 cc berkapasitas 3 orang
Banana Boat berkapasitas 5 orang
Dragon Boat berkapasitas 20 orang
Speed Boat berkapasitas 8 orang
Sepeda Air Paus, Bebek, Anjing Laut
Perahu Kayak Double
Perahu Canoe Single



Wisata Pantai Surodadi, di Surodadi
Desa Surodadi merupakan wilayah pesisir yang sudah memiliki  berbagai prestasi dalam pengelolaan mangrove maupun tambaknya. Desa Surodadi dijadikan desa percontohan penghijauan pantai di Indonesia pada tahun 2004. Selain itu, pada tahun 2004 Desa Surodadi mendapatkan penghargaan intensifikasi tambak terbaik tingkat nasional. Agar Desa Surodadi dapat semakin berkembang dan semakin berprestasi maka dibutuhkan pengembangan dari sektor pariwisata yang dapat menarik banyak pengunjung. Pariwisata yang akan dikembangkan pun harus berdaya dukung lingkungan dengan mengedepankan budidaya dan konservasi alam hutan mangrove.  Sebagai kawasan yang akan dikembangkan sektor pariwisatanya, Desa Surodadi sudah memiliki modal yang cukup dari segi aspek jalannya. Jalan masuk menuju Desa Surodadi berada di jalan nasional Kabupaten Demak yang kemudian memasuki Desa Tugu yang sudah memiliiki akses jalan yang baik yang sudah menggunakan betonisasi sebagai pengeras jalan. Jalan lokal ini berada dari sepanjang Desa Tugu hingga ke Desa Surodadi, akan tetapi terdapat di beberapa titik yang belum menggunkan pengerasan jalan. Hutan mangrove yang sudah memiliki prestasi yang baik akan semakin berprestasi dengan adanya kawasan pariwisata yang akan mendukung budidaya maupun konservasi hutan mangrove tersebut

Wisata Alam lainnya di Kabupaten Demak
Brown Canyon, di Kebonbatur

Kabupaten Demak

Kabupaten Demak 
Adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Demak. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat, Kabupaten Jepara di utara, Kabupaten Kudus di timur, Kabupaten Grobogan di tenggara, serta Kota Semarang dan Kabupaten Semarang di sebelah barat. Kabupaten Demak memiliki luas 897,43 km² dan berpenduduk 1.055.579 jiwa (2010).
Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada 6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar 25 km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura) yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi.
Kabupaten Demak memiliki luas wilayah seluas ± 1.149,07 km², yang terdiri dari daratan seluas ± 897,43 km², dan lautan seluas ± 252,34 km². Sedangkan kondisi tekstur tanahnya, wilayah Kabupaten Demak terdiri atas tekstur tanah halus (liat) dan tekstur tanah sedang (lempung). Dilihat dari sudut kemiringan tanah, rata-rata datar. Dengan ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut (sudut elevasi) wilayah kabupaten Demak terletak mulai dari 0 m sampai dengan 100 m.
Beberapa sungai yang mengalir di Demak antara lain: Kali Tuntang, Kali Buyaran, dan yang terbesar adalah Kali Serang yang membatasi kabupaten Demak dengan kabupaten Kudus dan Jepara.
Kabupaten Demak mempunyai pantai sepanjang 34,1 Km, terbentang di 13 desa yaitu desa Sriwulan, Bedono, Timbulsloko dan Surodadi (Kecamatan Sayung), kemudian Desa Tambakbulusan Kecamatan Karangtengah, Desa Morodemak, Purworejo dan Desa Betahwalang (Kecamatan Bonang) selanjutnya Desa Wedung, Berahankulon, Berahanwetan, Wedung dan Babalan (Kecamatan Wedung). Sepanjang pantai Demak ditumbuhi vegetasi mangrove seluas sekitar 476 Ha

Wisata Sejarah di Kabupaten Cilacap

Benteng Pendem Cilacap 
(bahasa Belanda: Kustbatterij op de Landtong te Cilacap), adalah benteng peninggalan Belanda di pesisir pantai Teluk Penyu kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang dibangun pada tahun 1861. Bangunan ini merupakan bekas markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun di area seluas 6,5 hektare secara bertahap selama 18 tahun, dari tahun 1861 hingga 1879. Benteng pendem sempat tertutup tanah pesisir pantai dan tidak terurus. Benteng ini kemudian ditemukan dan mulai digali pemerintah Cilacap tahun 1986. Saat ini, pemerintah Kabupaten Cilacap menjadikan benteng ini sebagai tempat wisata sejarah.
Benteng Pendem dahulunya merupakan markas pertahanan tentara Belanda di Cilacap, Jawa Tengah yang didesain oleh arsitek Belanda. Benteng ini difungsikan untuk menahan serangan yang datang dari arah laut bersama dengan Benteng Karang Bolong, Benteng Klingker, dan Benteng Cepiring. Benteng Pendem digunakan hingga tahun 1942. Ketika perang melawan pasukan Jepang, benteng ini berhasil dikuasai Jepang. Tahun 1945, Jepang meninggalkan benteng ini karena kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh sekutu; sehingga benteng ini diambil alih oleh TNI Banteng Loreng Kesatuan Jawa Tengah. Dalam penguasaan TNI, benteng ini digunakan para pejuang kemerdekaan berlatih perang dan pendaratan laut.
Bangunan benteng pendem terdiri dari beberapa ruang yang masih kokoh hingga kini. Namun, sejak awal ditemukan, ruangan dalam benteng belum sepenuhnya diketahui. Ruangan dalam benteng yang umum diketahui terdiri dari barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, klinik pengobatan, gudang senjata, gudang mesiu, ruang penjara, dapur, ruang perwira, dan ruang peluru. Ada pula yang menyatakan bahwa dalam benteng tersebut terdapat terowongan menuju benteng-benteng lain dan sejumlah gua di pulau Nusakambangan. Namun, hingga kini hal itu belum sepenuhnya terbukti



Gunung Srandil 
Adalah sebuah lokasi yang terletak di Desa Glempangpasir, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Lokasi Gunung Srandil sebenarnya masih dibawah naungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, yang dikelola oleh DENSIBANG (Detasemen Seni dan Bangunan). Untuk pemeliharaanya dilakukan secara pribadi-pribadi oleh masyarakat setempat. Gunung Srandil ini sekarang menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Obyek wisata Gunung Srandil ini sebenarnya adalah sebuah bukit kecil yang dipenuhi pepohonan, di sebelah selatannya ada Pantai Srandil. Di dalam area Gunung Srandil ini ada beberapa petilasan yang terkadang dikunjungi oleh peziarah.
Makam di Gunung Srandil

Makam yang berada di Gunung Srandil dibagi menjadi dua bagian yaitu lokasi dibawah ada lima titik pepunden dan dua titik lainnya ada di puncak Gunung Srandil. Kesemuanya merupakan rangkaian yang berurutan apabila hendak berziarah.
Dimulai dari Eyang Guru, atau Eyang Sukmo Sejati, atau Eyang Sukmo Sejati Kunci Sari Dana Sari merupakan makam pertama di Gunung Srandil.
Kedua adalah Gusti Agung Sultan Murahidi.
Ketiga adalah Nini Dewi Tunjung Sekar Sari sebagai pendamping atau istri dari Eyang Semar. Terletak dibawah sebelah selatan.
Keempat adalah Eyang Semar atau Kaki Tunggul Sabdo Jati Doyo Amung Rogo. Terletak bersebelahan dengan makam Nini Dewi Tunjung Sari.Kelima adalah petilasan Eyang Juragan Dampu Awang, atau Sampokong, atau Sunan Kuning. Seorang juragan (saudagar) kaya dari Negeri China beragama Islam, yang dahulunya pernah singgah untuk melakukan semedi di tempat ini. Letaknya disebelah utara sisi kanan kiri dari pintu gerbang masuk Gunung Srandil.
Keenam petilasan Eyang Langlang Buana, merupakan titisan dari Dewa Wisnu yang masih ada kaitannya dengan Kerajaan Pajajaran, di Jawa Barat. Terletak dipuncak Gunung Srandil.
Ketujuh adalah Mayang Koro atau Hanoman.
Di sebelah selatan Gunung Srandil ini, terdapat pula pantai yang menjadi objek wisata dan tempat memancing

Pariwisata Bahari di Kabupaten Cilacap

Pariwisata
Kabupaten Cilacap tercatat memiliki beberapa objek wisata yang kerap dikunjungi, baik oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Dari sisi budaya, setiap tahun Kabupaten Cilacap menyelenggarakan ritual Sedekah Laut yang diikuti oleh ribuan nelayan setempat, dan dihadiri oleh ratusan ribu orang dari berbagai daerah di Indonesia. Sedekah Laut ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Cilacap. Selain Sedekah laut, kesenian daerah yang berkembang di daerah ini adalah Calung Banyumasan dan Ebeg (semacam Kuda Kepang di Kabupaten Magelang).

Adapun objek wisata Kabupaten Cilacap yang dapat dikunjungi adalah:
Pantai Widara Payung
Pantai Widarapayung adalah objek wisata pantai yang terletak di Desa Widarapayung, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasinya sekitar 35 km ke arah timur dari Cilacap. Pantai Widarapayung, selain menawarkan panorama yang indah juga sangat baik untuk bermain selancar. 
Wilayah pantai Widarapayung memang tidaklah terlalu luas, namun kondisi pantainya sangat landai dengan dipagari pohon kelapa, sehingga membuat pantaisejuk. Banyak pepohonan hijau pada bibir pantainya. Fasilitas yang ada cukup memadai seperti MCK, tempat parkir, restoran, kolam renang, tempat pemandian dan sebagainya. Dengan membayar tiket masuk sebesar Rp. 2500,00 per orang kita bisa menikmati keindahan alam bumi cilacap timur ini. Biasanya pantai ini ramai pengunjung pada saat hari Minggu atau libur nasional. Pada bulan puasa sendiri pantai ini sangat ramai pengunjung, apalagi pada saat libur lebaran pengunjung bisa dipastikan membludak

Pantai Teluk Penyu
Teluk Penyu merupakan kawasan pantai di selatan Kabupaten Cilacap, utamanya sepanjang pesisir dari Kecamatan Cilacap Selatan yang lokasinya tidak langsung berhubungan dengan Samudera India atau Indonesia karena dikelilingi oleh Pulau Nusakambangan. Pantai Teluk Penyu berjarak 2 Km ke arah timur dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Cilacap dan dapat dijangkau dengan kendaraan umum dan pribadi. Teluk ini cukup memiliki pemandangan yang indah dengan luas kira-kira 14 ha.
Area Teluk Penyu yang biasa dikunjungi oleh para pengunjung (utamanya penduduk dan wisatawan lokal) biasanya mulai dari pelabuhan perikanan Samudera dari hingga bibir pantai yang biasa disebut Areal 70 (merujuk kepada sebutan masyarakat sekitar terhadap kawasan tangki-tangki penimbunan bahan bakar dari PT Pertamina UP IV) dimana para wisatawan atau pengunjung bisa melihat langsung Pulau Nusakambangan dari bibir pantai.
Terdapat beraneka kerajinan kerang dan souvenir lainnya yang dijual di sepanjang koridor jalan masuk lokasi wisata ini. Kawasan wisata ini ramai dikunjungi pada waktu pagi dan sore hari oleh para penduduk Kota Cilacap sedangkan pada siang hari lebih banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal, utamanya pada masa-masa libur sekolah atau pada hari-hari besar/libur. Di sekitar Teluk Penyu terdapat benteng yang disebut Benteng Pendem.





Kabupaten Cilacap

Kabupaten Cilacap  
Adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Cilacap. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas di utara, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Kebumen di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat) di sebelah Barat.
Berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat, Cilacap merupakan daerah pertemuan budaya Jawa Banyumasan dengan budaya Sunda (Priangan Timur). Nusa Kambangan, sebuah pulau yang tertutup dan terdapat lembaga pemasyarakatan Kelas I, berada di kabupaten ini. Ada beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas I yang masih aktif antara lain: LP Permisan, LP Kembangkuning, LP Batu, dan LP Besi.
Cilacap merupakan kabupaten di provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayahnya sekitar 6,2% dari total wilayah Jawa Tengah. Begitu luasnya sehingga kabupaten ini memiliki dua kode telepon yaitu 0282 dan 0280.
Bagian utara adalah daerah perbukitan yang merupakan lanjutan dari Rangkaian Bogor di Jawa Barat, dengan puncaknya Gunung Pojoktiga (1.347meter), sedangkan bagian selatan merupakan dataran rendah. Kawasan hutan menutupi lahan Kabupaten Cilacap bagian utara, timur, dan selatan.
Di sebelah selatan terdapat Nusa Kambangan, yang memiliki "Cagar Alam Nusa kambangan". Bagian barat daya terdapat sebuah inlet yang dikenal dengan Segara Anakan. Ibukota kabupaten Cilacap berada di tepi pantai Samudra Hindia, dan wilayahnya juga meliputi bagian timur Pulau Nusa Kambangan.
Sebagian penduduk Kabupaten Cilacap bertutur dalam bahasa Sunda, terutama di kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan Jawa Barat, seperti Dayeuhluhur, Wanareja, Kedungreja, Patimuan, Majenang, Cimanggu, dan Karangpucung, dikarenakan bahwa pada masa lalu wilayah kabupaten ini adalah bagian dari Kerajaan Galuh. Ini tercatat dalam sebuah naskah kuno primer Bujangga Manik yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Bodleian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627. Naskah ini menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16. Di zaman dulu batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah sungai Cipamali (yang saat ini sering disebut sebagai kali Brebes) dan sungai Ciserayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.

Wisata kuliner dan makanan khas Kabupaten Brebes



Telur asin asli khas Brebes
Kalau kamu mampir ke daerah Brebes dan ingin membeli oleh-oleh telur asin, silakan mampir ke wilayah Kecamatan Wanasari, Jalan Pemuda, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Ahmad Yani dan Jalan Jenderal Sudirman. Di sana kamu bisa memilih aneka variasi telur asin, mulai dari yang mentah, matang, telur asin bakar hingga telur asin aneka rasa. Telur asin asli khas Brebes yang banyak di jual di kios-kios sebelah barat jembatan Kali Pemali. Telur ini berasal dari bebek pangon atau bebek yang diangon. Bebek ini hanya makan padi dan dipelihara di luar kandang. Bisa dibilang ini bebek organik sehingga menghasilkan telur asin organik. Tenang saja, telur asin tahan sampai sekitar seminggu. Tetapi jika sekedar untuk bekal dimakan selama perjalanan, telur rebus bisa menjadi pilihan. Ciri khas lainnya adalah telur asin masir yang bagian kuningnya agak berminyak. 
Apa yang membuat telur asin Brebes begitu istimewa? Selain melewati sejarah panjang dari era tahun 1950-an, telur asin Brebes juga dianggap berkualitas. 
Warna kuning telur begitu pekat dan cenderung ke arah jingga, serta bertekstur padat. Sementara putihnya lembut dan asin. Namun, amisnya tak terlalu kencang dan rasa asinnya pun tak begitu menyengat. 
Jika tak suka telur yang terlalu asin, Anda bisa pilih telur yang asinnya lebih terasa halus. Pilihan lain selain telur mentah dan telur rebus adalah telur asin asap dan telur asin bakar. Jangan lupa untuk mengetahui tanggal produksi telur asin yang akan Anda beli. Pilih telur asin yang masih segar. Untuk kemasan, tanggal pembuatan bisa Anda lihat di kotak kemasan. Isinya 10 biji dan biasanya masih dilumuri dengan bubuk bata merah pembuat telur asin. harga bervariasi



Wisata kuliner lainnya di Kabupaten Brebes;
Sate kambing muda khas Brebes dengan bumbu kecap, bawang dan cabe rawit, yang tersebar disejumlah tempat seperti di pertigaan Tanjung, Kota Brebes, Ketanggungan dan Jatibarang dan tempat lainnya.
Rujak Belut Mak Ribut di desa Cigedong

Bandeng Presto Duri Lunak khas Brebes yang banyak diproduksi oleh warga di sekitar Limbangan kota Brebes

Nasi lengko, menu sarapan pagi yang terdiri dari nasi, Ketimun, tahu, tauge, emping, sambal kacang dan kecap.

Tape ketan daun jambu, terbuat dari beras ketan (biasanya berwarna hijau) dan dikemas dengan menggunakan daun jambu, sehingga menambah aroma dan rasa.

Teh Poci Wasgitel, yaitu minuman teh yang wangi, sepet, legi dan kentel, merupakan minuman khas Kabupaten Brebes dan Tegal yang penyajiannya menggunakan poci dan cangkir yang terbuat dari tanah liat. Dihidangkan dalam keadaan panas dengan pemanis berupa gula batu.

Kerupuk rambak yang diprodukis di wilayah Bumiayu, Brebes yang terbuat dari kulit kerbau.

Kerupuk rambak (terbuat dari kulit lembu), di daerah Bumiayu
Bakso Dengkil, Kersana

Agrowisata di Kabupaten Brebes

Agrowisata Kaligua
Agrowisata Kaligua adalah kawasan wisata agro dataran tinggi yang terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tepatnya di wilayah Brebes bagian selatan. Agrowisata Kaligua dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Jawa Tengah dan merupakan diversifikasi usaha untuk meningkatkan optimalisasi aset perusahaan dengan daya dukung potensi alam yang indah. Hasil pengolahan perkebunan teh Kaligua adalah berupa produk hilir teh hitam (black tea) dengan merk “Kaligua” dalam kemasan teh celup dan serbuk. Wisatawan yang berkunjung dapat menikmati hangatnya teh hitam Kaligua di lokasi atau membelinya untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh
Wisata agro Kaligua terletak sekitar 10 kilometer dari arah kota Kecamatan Paguyangan atau sekitar 15 kilometer dari Bumiayu. Transportasi menuju lokasi dapat ditempuh melalui jalur Pantura via Brebes atau Tegal-Bumiayu-Kaligua, Cirebon-Bumiayu-Kaligua, dan jalur selatan via Purwokerto-Paguyangan-Kaligua. Jalur tersebut melalui jalan utama Tegal-Purwokerto, tepat masuk lewat pertigaan Kaligua, Kretek. Jalan antara Paguyangan-Kaligua berkelok-kelok dan naik-turun
Perkebunan teh Kaligua berada pada ketinggian 1.200 - 2.050 meter dari permukaan laut. Kondisi udara sangat dingin, berkisar 8-22 °C pada musim penghujan dan mencapai 4-12 °C pada musim kemarau. Wilayah perkebunan teh ini hampir selalu diselimuti kabut tebal. Perkebunan ini terletak di lereng barat Gunung Slamet (3.432 m dpl), yang merupakan gunung tertinggi kedua di pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Keindahan salah satu puncak gunung Slamet, yaitu puncak Sakub, dapat dinikmati dari perkebunan teh Kaligua ini. Dari tempat ini, jika udara cerah, juga terlihat keindahan Gunung Ceremai, wilayah Tegal, serta Cilacap


Agrowisata Sepoor Teboe PG Jatibarang
Salah satu wahana yang ada di Agrowisata Taman Hijau Mbesaran adalah menikmati perjalanan Kereta wisata SPOOR TEBOE mengelilingi area Taman Hijau Mbesaran. Kereta wisata Loko dan Lori baru di launcing dan diresmikan pada tanggal 20 Desember 2009 oleh Administratur saat itu yakni Bpk Iwan Hernawan, Bsc, SE, MSi bertempat di lapangan Pabrik Gula Jatibarang yakni di area emplasemen sebelah Timur Pabrik tepatnya di Timbangan Tebu.
SPOOR TEBOE berasal dari kata “SPOOR” yang berarti kereta api loko (bahasa belanda) dan “TEBOE” yang berarti tebu salah satu bahan baku pembuatan gula (ejaan lama). Kenapa dinamakan SPOOR TEBOE karena Kereta wisata ini berasal dari Loko dan lori dimana loko dan lori ini digunakan sebagai alat transportasi mengangkut tebu dari kebun menuju ke Pabrik Gula. 
Route kereta wisata saat itu yaitu merjalanan dari emplasemen menuju kedalam Pabrik Gula tepatnya di stasiun Gilingan / Krapyak dan kembali lagi ke emplasemen. Pengunjung juga dapat melihat dalam pabrik serta berfoto bersama dan juga mengetahui beberapa alat-alat penginggalan yang masih digunakan dalam proses giling.
Dalam perjalannya karena pada saat giling tiba maka jalur emplasemen yang dilalui Kereta wisata tidak bisa digunakan karena jalur tersebut digunakan untuk jalur lori tebu maka manajemen memindahkan wisata SPOOR TEBOE ke area Taman Hijau Mbesaran sehingga pada saat giling kegiatan wisata masih bisa berlangsung. Selain mengelilingi Taman Hijau Mbesaran pengunjung juga dapat melihat-lihat Rumah Mbesaran, berfoto bersama serta juga dapat melihat/masuk kedalam pabrik baik dalam kondisi giling maupun tidak giling.
Loko yang digunakan bukan Loko Uap melainkan Loko Diesel, hal ini dilakukan karena Loko Uap membutuhkan bahan baku kayu dan harus dilakukan pemanasan terlebih dahulu sehingga memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Tempat duduk pengunjung juga menggunakan lori-lori tebu yang didesain untuk kenyamanan pengunjung. Tidak lupa disediakan Stasiun Mbesaran dan tempat tunggu untuk para pengunjung yang akan menikmati perjalanan kereta wisata.
Ada juga tempat bermain anak ( Kid Fun ), Kolam renang anak, Waterboom, Taman Hijau yang bisa digunakan untuk berkumpul bersama keluarga, dan juga Homestay bagi yang ingin menikmati beberapa hari di mbesaran ini


Kebun Durian Antap Sari di desa Rajawetan, Tonjong
Tidak seperti lazimnya kebun durian di daerah lain, hasil durian Desa Rajawetan tidak dijual kepada pedagang atau tengkulak. Di tepi kebun sebelah barat jalan ada tiga bangunan. Salah satunya disusun berbentuk lesehan memanjang tersekat papan. Di tempat itulah para pembeli langsung menikmati durian yang diambil dari kebun.
"Kalau ingin metik sendiri dan dibawa pulang juga bisa, tapi baru bisa dimakan dua hari kemudian," kata pengelola Kebun Antap Sari, Moch Subhanudin SP.
Diceritakan, berkembangnya Desa Rajawetan sebagai sentra durian berawal sekitar tahun 1997 ketika pengusaha rumah makan asal Cilacap, H Herry Syaheri memperoleh tawaran pembelian tanah seluas 1,6 hektare di Desa Rajawetan. Hitung-hitung membangun sebuah tempat refreshing pribadi, dia pun mengubah lahan semak belukar menjadi sebuah kebun durian Jarak Desa Rajawetan dari pertigaan Pasar Linggapura, Jalan Tegal - Purwokerto, sekitar 15 kilometer. Jalan menuju desa itu kurang mulus dan menanjak. Namun, siapa menduga jika wilayah di Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes itu menjadi jujukan orang dari berbagai daerah?
Tidak mengherankan, hal itu karena di desa tersebut terdapat kebun durian Antap Sari.

Pariwisata Bahari Kabupaten Brebes

Pariwisata
Pantai Randusanga
Pantai Randusanga atau yang sekarang lebih dikenal dengan Pantai Randusanga Indah (Parin) berlokasi di Randusanga Kulon sekitar 7 KM ke arah utara dari jalan raya Pantura kota Brebes. Obyek wisata ini sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Brebes yang dibangun sekitar tahun 2001, dan untuk saat ini keberadaannya dikelola oleh Kantor Pariwisata Kabupaten Brebes. Di sepanjang jalan menuju pantai Randusanga akan banyak ditemui perkebunan bawang merah yang terhampar luas, sedangkan mendekati lokasi pantai, akan banyak di temui tambak- tambak yang umumnya digunakan untuk budidaya bandeng dan rumput laut.

Di lokasi pantainya sendiri akan dijumpai panorarama pantai yang masih alami disertai fasilitas mainan anak, mandi laut, panggung gembira, arena balap motor (grass track), camping ground, kafe dan rumah makan khas ikan laut bakar serta kios-kios yang menjual oleh-oleh khas Brebes berupa telur asin dan bawang merah. Menjelang senja hari, para pengunjung dapat menikmati indahnya panorama terbenamnya matahari di cakrawala pantai.

Obyek wisata Pantai Randusanga Indah memiliki panjang sekitar 2 Km dengan luas lahan sekitar 30 Ha, namun yang baru dikembangkan sekitar 10 Ha, berbagai atraksi wisata yang ada di objek wisata ini yaitu atraksi wisata anak yang dilengkapi dengan panggung gembira anak-anak, kolam becak air dan waterboom, arena wisata remaja dan dewasa yang dilengkapi dengan bangunan pendopo, penggung hiburan terbuka dan kafe, arena wisata bahari berupa pemandangan laut yang dilengkapi dengan anjungan dan gazebo. Selain atraksi wisata, objek wisata ini juga dilengkapi dengan berbagai sarana dan fasilitas wisata untuk mendukung atraksi tersebut di antaranya yaitu mushola, toilet, fasilitas perdagangan, kantor pengelola dan lain sebagainya. Obyek wisata ini bisa menjadi trip alternatif untuk wisata sepeda atau jalan-jalan karena mempunyai garis pantai cukup panjang, dengan pasir pantainya yang tanpa batu dan udara laut yang segar sehingga menjadikan wilayah ini ideal untuk jalan-jalan

Pariwisata di Kabupaten Brebes lainnya;
Waduk Malahayu
Waduk Penjalin
Mata Air Sungai Pemali
Pemandian Air Panas Cipanas Bantarkawung
Pemandian Air Panas Cipanas Kedungoleng
Cagar Alam Telaga Ranjeng
Mata Air Cibentar, Bentarsari, Salem
Air Terjun Waru Doyong
Mata Air Dua Suhu
Ciblon Waterboom Brebes
Cipanas Jalatunda di desa Ciseureuh


Kabupaten Brebes

Kabupaten Brebes  
Adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Luas wilayahnya 1.902,37 km², jumlah penduduknya sekitar 1.732.719 jiwa (2010). Ibukotanya ada di Kecamatan Brebes. Brebes merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Jawa Tengah, dan paling luas di Jawa Tengah ke-2 setelah Kabupaten Cilacap.
Kabupaten Brebes terletak di bagian Utara paling Barat Provinsi Jawa Tengah, di antara koordinat 108° 41'37,7" - 109° 11'28,92" Bujur Timur dan 6° 44'56'5" - 7° 20'51,48 Lintang Selatan dan berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Penduduk Kabupaten Brebes mayoritas menggunakan bahasa Jawa yang yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, biasanya disebut dengan Bahasa Jawa Brebes. Namun terdapat Kenyataan pula bahwa sebagian penduduk Kabupaten Brebes juga bertutur dalam bahasa Sunda dan banyak nama tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda menunjukan bahwa pada masa lalu wilayah ini adalah bagian dari wilayah Sunda. Daerah yang masyarakatnya sebagian besar menggunakan bahasa Sunda atau biasa disebut dengan Bahasa Sunda Brebes, adalah meliputi Kecamatan Salem, Banjarharjo,dan Bantarkawung, dan sebagian lagi ada di beberapa desa di Kecamatan Losari, Tanjung, Kersana, Ketanggungan dan Larangan.
Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627, batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali (sekarang disebut sebagai Kali Brebes atau Kali Pemali yang melintasi pusat kota Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
Ibukota kabupaten Brebes terletak di bagian timur laut wilayah kabupaten. Kota Brebes bersebelahan dengan Kota Tegal, sehingga kedua kota ini dapat dikatakan "menyatu".
Brebes merupakan kabupaten yang cukup luas di Provinsi Jawa Tengah. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah. Bagian barat daya merupakan dataran tinggi (dengan puncaknya Gunung Pojoktiga dan Gunung Kumbang), sedangkan bagian tenggara terdapat pegunungan yang merupakan bagian dari Gunung Slamet.
Dengan iklim tropis, curah hujan rata-rata 18,94 mm per bulan. Kondisi itu menjadikan kawasan tesebut sangat potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya.

Wisata Budaya di Boyolali


Sedekah Gunung
Upacara ini diselenggarakan di Desa Lencoh, Kecamatan Selo setiap malam 1 Suro. Acara ini merupakan prosesi persembahan kepala kerbau dan sesaji ke kawah gunung Merapi sebagai tAnda syukur masyarakat Selo dan sekitarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Upacara ini dimeriahkan dengan tarian dan atraksi oleh masyarakat setempat. Waktu pelaksanaan mulai jam 22:00 sampai 24:00 dan di akhiri dengan kirab potongan kepala kerbau serta gunungan nasi jagung sebagai sesaji yang diletakkan di Pasar Bubrah.Terdapat tiga acara utama selama prosesi upacara berlangsung, yaitu kirab sirah maeso atau kepala kerbau, kirab saji Gunung Merapi serta kirab ratusan obor. Kirab ratusan obor menjadi daya tarik lebih karena baru diadakan pada tahun 2010.
Tradisi ini bermula dari ritual tolak bala yang dilakukan Pakubuwono X dari Kasunanan Surakarta dengan menumbalkan seekor kerbau ke Gunung Merapi. Seiring waktu, kini warga hanya menumbalkan bagian kepalanya saja.

Kirab budaya
Tradisi ini berada di desa Samiran kecamatan Selo kabupaten Boyolali. dilaksanakan setiap tanggal 2 sura. dimulai dari pelataran gua raja, yang menurut legenda dahulu kala gua itu dijadikan tempat peristirahatan pangeran Diponegoro. Kirab dimulai dengan pengambilan air suci barokah yang berada di kawasan gua raja dan diarak beserta iring-iringan tumpeng-tumpeng hasil bumi dari kawasan sekitar Selo. Ribuan warga desa Samiran ikut serta mengiring arak-arakan tumpen beserta air tersebut, dengan mengenakan pakaian adat, untuk menuju ke pesanggrahan Kebo Kanigoro.sesampainya di Kebokanigoro, air suci barokah dari Guaraja di satukan dengan air perwita sari air yang diambil dari kawasan pesangrahan Kebo Kanigoro.

Sadranan
Sadranan yaitu suatu tradisi masyarakat untuk membersihkan makam leluhur dan ziarah kubur dengan prosesi penyampaian doa dan kenduri yang dilaksanakan oleh warga setempat berujud aneka makanan dan nasi tumpeng.Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun pada pertengahan bulan Ruwah (penanggalan jawa) menjelang datangnya bulan Ramadhan.Selain mengirim doa kepada para leluhur dan sanak keluarga yang telah meninggal, Sadranan bertujuan juga untuk melestarikan budaya peninggalan nenek moyang yang sudah berlangsung turun-temurun.
Acara diawali dengan bersih-bersih makam pada pagi hari. Dengan bermodalkan cangkul dan sabit, masyarakat membersihkan rumput-rumput yang tumbuh di sekitar makam. Setelah selesai mereka pulang dan kembali ke pemakaman sambil membawa tenong yang berisi makanan dan buah-buahan.Sebelum kendurenan sadranan dimulai, warga membaca tahlil dan dzikir, berdoa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah selesai berdoa dilanjutkan dengan makan bersama. Sadranan tidak hanya diikuti oleh orang dewasa, anak-anak pun ikut berpartisipasi sehingga suasana menjadi meriah.

Ngalap Berkah Paringan Apem Kukus Keong Emas
Dilaksanakan di kawasan wisata Pengging di lingkungan Makam Astana luhur R. Ng. Yosodipuro pada hari Jum'at pertengahan bulan Sapar. R. Ng. Yosodipuro adalah seorang Pujangga Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Karena kearifannya seringkali rakyat Pengging memohon petunjuk termasuk pada saat petani meminta bantuannya untuk mengatasi serangan hama keong mas.
Atas petunjuk R. Ng Yosodipuro para petani mengambil keong mas tersebut kemudian dimasak dengan cara dikukus. Sebelumnya keong tersebut dibalut dengan janus yang dibentuk seperti keong mas. Setiap kali panen padi janur bekas balutan keong mas tersbut digunakan untuk membuat apem kukus. Apem kukus itu kemudian dibagi-bagikan pada petani sebagi wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang diberikan dan juga berkurangnya hama keong. Tradisi bagi-bagi apem akhirnya terus berkembang hingga berjalan sampai sekarang.
Upacara ini merupakan tradisi berebut makanan dengan perwujudan menerima pembagian kue terbungkus janur yang telah didukung dengan mantera dan do'a oleh Kyai ulama yang berlokasi di makam Astono luhur R. Ng. Yosodipuro pada malam Jum'at pertengahan bulan Sapar dan dibagikan pada Jum'at siang setelah salat jum'at. Bagi masyarakat yang percaya jika berhasil mendapatkan apem maka diyakini akan mendatangkan berkat.

Kawasan Pengging
Pemandian Tirto Marto
Pemandian Tirto Marto terletak di Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono dengan jarak tempuh dari kota Boyolali adalah 12 km. Pemandian ini dahulu digunakan oleh Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono X beserta kerabatnya. Di dalam pemandian ini terdapat tiga buah umbul, yaitu Umbul Penganten, Umbul Ngabean, dan Umbul Duda.
Sekarang, di pemandian ini sering digunakan oleh peziarah untuk mengadakan ritual yang disebut Ritual Kungkum. Ritual Kungkum adalah ritual merendam diri peziarah di dalam air sebatas leher yang dimulai mulai pukul 24.00 - 03.00 wib pada malam Jum'at. Selain ritual tersebut ada juga Even Padusan yang dilaksanakan 2 (dua) hari menjelang bulan puasa.

Masjid Cipto Mulyo
Masjid Cipto Mulyo adalah Masjid Peninggalan Sunan Pakubuwono X. Terletak di Kawasan Wisata Pengging Kecamatan Banyudono. Lokasi wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum dengan jarak kurang lebih 1,5 km dari Jalan Raya Solo-Semarang. Dari pusat kota Boyolali, lokasi wisata ini berjarak kurang lebih 15 km.

Umbul Sungsang
Umbul Sungsang adalah tempat untuk ritual Kungkum (berendam dalam air sambil menunggu hasil Sanggaran di makam R. Ng. Yosodipuro)

Pengging Fair
Pengging fair adalah salah satu acara dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI yang diselenggarakan di Desa Pengging, Kec. Banyudono dengan menampilkan pasar malam dan festival seni budaya. Acara ini dilaksanakan selama seminggu dan diadakan sekali dalam satu tahun.
Pasar Malam dimeriahkan oleh pedagang baik lokal maupun luar daerah yang menjajakan dagangannya selama Festival berlangsung. Festival budaya diadakan oleh masyarakat setempat seperti karnaval dan hiburan seni. Karnaval dilaksanakan disepanjang jalan Pasar Pengging diteruskan oleh drum band, reog, dan barongsai. Hiburan seni menampilkan campursari, band remaja, dan wayang kulit semalam suntuk. Jika Anda berkunjung ke Boyolali pada bulan Agustus, sempatkanlah untuk menyaksikan Pengging fair.

Makam R. Ng. Yosodipuro
R. Ng. Yosodipuro adalah seorang Pujangga Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dengan jarak tempuh dari kota 12 km, makam ini setiap malam Jumat Pahing diadakan Upacara Sanggaran. Masih disekitar Makam R. Ng. Yosodipuro,Upacara Ngalap Berkah Paringan Apem Keong Emas ini dilaksanakan, pada pertengahan Bulan Sapar.
Upacara ini merupakan tradisi berebut apem (makanan khas yang terbuat dari tepung beras) yang terbungkus janur (daun kelapa yang masih muda) dan telah didoakan oleh Kyai/ Ulama dan dibagikan pada Jumat siang setelah Sholat Jumat. Ada Masjid peninggalan Sunan Paku Buwana X.

Legenda Bandung Bandawasa
Di zaman dahulu, terdapat Kerajaan Pengging yang bersamaan dengan Kerajaan Boko di Prambanan. Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Prabu Damar Moyo yang arif bijaksana, yang mempunyai putra bernama Bandung Bandawasa (Bandung Bondowoso). Bandung Bondowoso ini yang terkait dalam Legenda Rara Jonggrang dan Candi Prambanan. Dalam Babad Prambanan, selain Pengging, beberapa daerah di Boyolali juga disebutkan, misalkan Slembi yang hingga pada jaman Mataram Islam dikenal sebagai salah satu gerbang Mataram. Dalam

Pesanggrahan Pracimoharjo
Merupakan petilasan Sri Susuhunan Paku Buwono X sebagai objek wisata minat khusus/ ziarah, Terletak di Desa Paras, Kecamatan Cepogo.

Makam Ki Ageng Pantaran
Di Pantaran Desa Candisari Kecamatan Ampel. Jarak tempuh dari kota 17 km. Makam ini cukup potensial sebagai tempat ziarah, karena terdapat Petilasan Ki Kebo Kanigoro, petilasan Syeh Maulana Malik Ibrahim Maghribi, Petilasan Ki Ageng Pantaran. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam di kaki gunung Merbabu dan air terjun Semuncar dan Sipendok. Setiap tanggal 20 Suro diadakan event upacara tradisional Buka Luwur. Fasilitas: Bangsal tempat tirakat, Bukit Perkemahan Indraprasta.

Makam Prabu Handayaningrat
Obyek wisata ini terletak di dukuh Malang, desa Dukuh, kecamatan Banyudono. Makam ini merupakan trah dari majapahit. Prabu Handayaningrat adalah ayah Ki Ageng Kebo Kenanga dan Ki Ageng Kebo Kanigara (Kebo Kanigoro), dan beberapa anak lainnya (referensi). Prabu Handayaningrat dikenal dengan nama Ki Ageng Pengging Sepuh. Dalam cerita fiksi Nagasasra Sabukinten karya S. H. Mintardja, tokoh fiktif Mahesa Jenar merupakan murid Ki Ageng Pengging Sepuh.

Makam Ki Ageng Kebo Kenanga
Obyek wisata ini terletak di dukuh Pengging, desa Jembungan, kecamatan Banyudono. Banyak oranga yang berkunjung dengan berbagai tujuan. Ki Ageng Kebo Kenanga dikenal sebagai Ki Ageng Pengging. Joko Tingkir yang kemudian menjadi Sultan Hadiwijaya pendiri Kasultanan Pajang adalah putra Ki Ageng Kebo Kenanga. Kebo Kenongo berteman dengan Syekh Siti Jenar, dan kemudian terlibat dalam konflik dengan Kasultanan Demak, sebagaimana diceritakan dalam Babad Tanah Jawi.

Petilasan Kebo Kanigara
Petilasan ini berlokasi di Dukuh Pojok, Desa Samiran, Kecamatan Selo. Lokasi ini dipercaya sebagai lokasi Kyai Kebo Kanigara (Kebo Kanigoro) melakukan serangkaian semedi. Setiap malam jumat petilasan ini sering dikunjungi para peziarah. Setiap 1 Muharam (1 Suro) ada ritual Mapag Tanggal yang diselengarakan masyarakat Desa Samiran.

Gunung Tugel dan Makam Ki Ageng Singaprana
Obyek wisata ini terletak di Desa Nglembu, Kecamatan Sambi, sekitar ± 15 km ke arah timur laut Kota Boyolali. Lokasi ini lebih dekat ditempuh dari kota kecamatan Simo yang berjarak hanya sekitar 3 km dari pusat kota. Tempat ini menjanjikan rekreasi perbukitan dan ratusan tangga menuju makam Ki Ageng Singaprana (Singoprono) di puncak Gunung Tugel. Obyek Wisata Khasanah yang di kunjungi setiap malam Jumat dan malam Selasa Kliwon, Lokasi Makam Ki Ageng Singoprono yang menarik dengan letaknya yang sangat indah. Fasilitas: Bumi Perkemahan, Hutan Wisata, Tempat Menyepi dan Tempat Berdoa di puncak Gunung Tugel. Nama Ki Ageng Singaprana dan penamaan daerah Simo disebutkan ketika Sunan Kudus hendak menemui Ki Ageng Pengging ketika terjadi konflik antara Kesultanan Demak dan Pengging (rujukan).

Candi Lawang
Namanya adalah Candi Lawang. Lawang itu bahasa Jawa yang artinya pintu. Lha kenapa disebut seperti itu? Karena candi ini sangat mencolok bentuk pintunya. candi ini adalah susunan batu candi,ada di antaranya yg masih di renovasi. Candi Lawang ini tidak berpenjaga.
Ini adalah candi Hindu abad ke-9 yang menghadap ke arah Barat. Ya bisa karena di bilik utama ada yoni tanpa lingga. Yoninya juga unik karena memiliki saluran berlubang sebagai tempat keluarnya air. Mirip dengan yang di Candi Merak. Di sekeliling candi tidak ditemukan arca maupun relief. Yang ada hanya batu berornamen. Sekitar candi tersebar bebatuan yang belum disusun. Candi ini tepat berada di belakang rumah. Sepertinya keberadaan candi ini sudah diketahui sejak dulu. Satu lagi, candi ini cukup fotogenik.
Butuh perjuangan untuk bisa mencapai candi ini. Letak administratif candi ini ada di Dusun Gedangan, Kec. Cepogo, Kab. Boyolali, Jawa Tengah. Dari Jogja menuju kota Boyolali bisa ditempuh selama 1,5 jam menggunakan sepeda motor. Rute yang paling singkat adalah Jogja-Klaten-Boyolali tanpa perlu melewati Kartasura. Untuk menuju Kec. Cepogo, arahkan kendaraan ke jalur menuju Ketep Pass. Sedangkan untuk menuju Candi Lawang, alangkah baiknya kalau bertanya kepada warga. Walau ada beberapa papan petunjuk arah ke candi, tetap saja kami menghabiskan waktu 30 menit untuk tersasar di Dusun Gedangan. Sekali lagi, tanyalah warga! Jangan segan karena warga disini ramah kepada pendatang.

Situs bersejarah lainnya
Masih banyak situs bersejarah lainnya di Boyolali, antara lain Candi Sari, Situs Candi, Situs Sumur Songo, Situs Petirtaan, Situs Musuk, Petirtaan Semboja, Petirtaan Sendang Pitu, Candi Kunthi, Petirtaan Lerep, dan Petirtaan Kalitelon. Sayangnya dapat dibilang tidak terawat.

Tempat wisata di Boyolali

Tempat wisata
Air Terjun Kedung Kayang
Objek wisata ini terletak di Desa Klakah yang berjarak 5 kilometer ke arah barat dari Kecamatan Selo. Daerah wisata ini memiliki pemandangan alam berupa air terjun yang terletak di antara 2 kabupaten, yaitu Boyolali dan Magelang. Air Terjun Kedung Kayang yang memiliki ketinggian 30 meter ini masih alami dan belum dieksploitasi besar-besaran, mengingat jalan menuju ke objek wisata tersebut seperti layaknya jalan di daerah perkampungan. Di sekitar objek wisata ini terdapat tanah datar yang cocok untuk area perkemahan. Potensial untuk aktivitas camping, hiking, climbing.

Fasilitas yang tersedia berupa penginapan/ homestay, perkemahan, dan warung. Waktu yang paling ramai dikunjungi adalah hari sabtu-minggu dan hari libur nasional terutama bagi pasangan muda-mudi.

Waduk Badhe
Terletak di Desa Bade Kecamatan Klego sekitar 40 km ke arah utara dari Kota Boyolali sebagai sarana irigasi bagi pertanian dan perikanan bagi masyarakat sekitar, memiliki pemandangan alam yang mempesona. Failitas yang terdapat disini adalah: rumah makan, wisata air, pemancingan, dan area lomba burung.

Waduk Cengklik
Obyek wisata ini terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngemplak ± 20 km, ke arah timur laut Kota Boyolali, Bila dari Bandara Adi Sumarmo ± 1,5 KM (di sebelah barat bandara tepatnya). waduk dengan luas genangan 300 ha ini dibangun pada zaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578 ha, bisa untuk latihan sky air.
Letaknya sangat strategis, berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama Haji Donohudan, Monumen POPDA, dan Lapangan Golf. Fasilitas: wisata air (water resort), pemancingan (fishing area), rumah makan lesehan (floating restaurant).

Waduk Kedung Ombo
Obyek wisata ini terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, sekitar ± 50 km ke arah utara Kota Boyolali menjanjikan rekreasi hutan dan air yang menyegarkan serta pemancingan. Fasilitas: bumi perkemahan, hutan wisata, tempat pemancingan, rumah makan apung, wisata air.

Waduk Sidorejo
Wisata ini yang terletak di desa Sidorejo, Juwangi, Boyolali. sekitar + 10 km ke utara dari (waduk kedung ombo) dan di sini bisa menikmatti pemandangan, air terjun pleret dan menikmati warung makan di atas kincir air raksasa

Gunung Merapi dan Gunung Merbabu
Terletak 25 km dari Kota Boyolali kearah barat. Obyek Wisata Gunung Merapi salah satu gunung yang teraktif di dunia, selain itu pemandangan alamnya sangat indah serta panorama alam masih asli. Bagi pecinta alam yang senang berpetualang merupakan jalur terpendek untuk mencapai puncak gunung Merapi 4 jam dan untuk mencapai puncak gunung Merbabu 8 jam. Dengan mendaki puncak Merapi para pendaki dapat melihat matahari terbit "Sun Rise."
Setiap malam 1 Suro diadakan Upacara Tradisional Sedekah Gunung sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lonjakan wisata pendakian pada menjelang tgl 1 Suro, Tahun Baru, 17 Agustus (Pengibaran Bendera Merah Putih di Puncak Merapi).reog jathilan campursari MEGO MENDUNG ds.Randukuning Lampar Musuk Boyolali
Fasilitasnya antara lain TIC (Tourism Information Centre) Joglo Merapi I, Home Theatre New Selo, Wall Climbing, Lapangan Tenis, Gedung Diklat, Bungalow Tersenyum, Home Stay, Warung Makan/ Makanan Khas Selo, Souvenir.
Wisata susur sungai dan air terjun di lereng timur Merbabu mulai menjadi favorit di Boyolali, jalur susur sungai yang dimulai dari samping situs sejarah Makam dan Masjid Ki Ageng Pantaran yang berlokasi di Desa Candisari, Kecamatan Ampel, menempuh perjalanan sekitar 1 jam hingga persimpangan sungai (tempuran) di kaki bukit Ogal Agil. Di sebelah utara tempuran (sebelah kanan) terdapat air terjun, dan bila perjalanan diteruskan ke kanan hingga hulu sungai yang bernama Semuncar akan menemui 4 air terjun yang indah. Petualangan susur sungai ke Semuncar melalui medan alami tapi masih memungkinkan pemula untuk sampai hulu. Perjalanan ke kiri tempuran akan menuju hulu yang bernama Sipendok. Perjalanan ke Sipendok disarankan untuk petualang yang sudah berpengalaman. Mitos-mitos terkait dengan Semuncar dan Sipendok masih kuat pada masyarakat sekitarnya. Bukit Ogal Agil juga dipercaya masyarakat setempat sebagai bukit dalam legenda Baru Klinting. Daerah Semuncar dan Sipendok merupakan daerah sumber air bagi masyarakat Ampel, sehingga pengunjung diharuskan menjaga lingkungan dan menghormati alam.

Umbul Tlatar
Umbul Tlatar Terletak di Dukuh Tlatar, Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali dengan jarak tempuh dari kota kira-kira 4 km ke arah utara. Nuansa pesona alam terhampar dengan latar belakang budaya desa dan air yang melimpah, aroma kelezatan masakan ikan air tawar yang disajikan baik secara goreng maupun bakar sambil memancing dan duduk santai sungguh merupakan rekreasi menyegarkan di Obyek Wisata Tlatar. 
Pemandian ini adalah pemandian untuk keluarga dengan sumber air berasal dari mata air. Ada 2 buah pemandian de, yaitu Pemandian Umbul Pengilon dan Pemandian Umbul Asem. Selain itu ada beberapa kolam renang rekreasi, termasuk kolam renang berstandar olimpiade.
Setiap dua hari menjelang bulan Puasa diadakan even Padusan. Upacara Padusan ini juga diselenggarakan di Umbul Pengging dan Pantaran. Acara ini bertujuan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa.
Fasilitas yang tersedia: rumah makan lesehan, pemancingan, kios cenderamata, kolam renang anak dan dewasa, taman wisata air, lapangan woodball, panggung hiburan setiap menjelang bulan Puasa

Pemandian Umbul Pengging
Umbul Pengging terletak di Banyudono, merupakan wahana wisata kreasi air. Penging memiliki keunggulan di mana dulunya merupakan tempat mandi keluarga Kasunanan Surakarta (Pemandian Tirto Marto). Sehingga disekitar Pengging ini masih dapat ditemukan bangunan-bangunan bersejarah yang unik milik Kasunanan Surakarta. Juga terdapat makam salah seorang pujangga Keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro.

Agrowisata di Kabupaten Boyolali

Agrowisata
Agrowisata Sapi Perah Cepogo dan Selo
Kabupaten Boyolali terkenal dengan usaha pengembangan sapi perah dan penggemukan sapi. Jarak dari Kabupaten Boyolali adalah 13 km ke arah Barat. Jalan ke Cepogo menanjak karena topografinya merupakan pegunungan. Hal ini menyebabkan iklim yang dingin sehingga memungkinkan pemeliharaan sapi perah. Cepogo ditetapkan menjadi lokasi agrowisata sapi perah. Jika ingin lebih ke atas ke dekat puncak Merapi dan Merbabu, di kawasan kecamatan Selo terdapat Desa Wisata Samiran yang juga menjadi basis agrowisata sapi perah di Boyolali.

Jika Anda berkunjung ke Boyolali, sempatkanlah datang ke tempat pemerahan sapi yang terletak di Kecamatan Cepogo. Kondisi kendaraan harus prima karena medan yang menanjak dan jalan yang berkelok-kelok. Anda dapat melihat proses pemerasan susu sapi. Jika ingin mencoba dapat juga berpartisipasi memerah susu sapi dengan tuntunan peternak. Dan yang pasti, Anda dapat meminum susu yang masih segar hasil perasan peternak sapi, sekaligus hasil-hasil olahan susu, seperti keju, yogurt, kerupuk susu, stik susu, dan dodol susu. Keju dengan merek "Meneer" merupakan produksi pabrik keju PT Nedin yang berlokasi di Desa Samiran dan menggunakan susu asli Samiran. Yogurt dengan merek "Mer's Yogurt" juga produksi desa Samiran. Melalui produk-produk tersebut diharapkan dapat menaikkan kembali citra Boyolali sebagai Kota Susu.

Agrowisata Sayur Selo
Terletak di kawasan objek wisata Selo, 25 km ke arah Barat dari Kabupaten Boyolali.

Para pengunjung dapat menikmati dan memetik sendiri aneka ragam sayuran, antara lain : wortel, kol, daun adas, dan lain-lain.

Agrowisata Padi
Jarak 10 km ke arah Timur Kabupaten Boyolali. Agro wisata padi merupakan wahana yang tepat untuk menumbuh-kembangkan kecintaan generasi muda pada padi. Dengan adanya agro wisata padi, generasi muda akan dapat berinteraksi langsung dengan objek wisata.

Kampung Lele
Kampung lele terletak di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit. Kampung lele merupakan usaha kementrian perikanan Indonesia untuk memenuhi target 2015 sebagai penghasil perkanan terbesar. Pembudidayaan ikan lele di Kampung Lele dianggap berhasil memberikan kontribusi bagi ketahanan pangan baik lokal maupun nasional. Bahkan keberhasilan pembudidayaan ikan lele di kampung lele tidak hanya dikenal di skala nasional, melainkan hingga kawasan Asia Tenggara.

Kolam pembesaran ikan lele dapat berupa kolam tanah, kolam semen dan kolam tanah dengan dinding dikelilingi oleh karung berisi tanah yang berfungsi agar dinding kolam tidak longsor. Kolam tanah dan kolam yang terbuat dari semen atau kolam permanen memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kolam tanah dapat membuat daya tahan tubuh kuat, tidak berlemak tetapi mudah mengalami kebocoran karena lele memiliki sifat menggali tanah. Kolam permanen lebih tahan lama untuk penggunaan dalam waktu jangka panjang, tidak mudah bocor dinding-dinding kolam, mudah dalam penanganan dan pembersihan tetapi kolam permanen ikan yang dihasilkan tidak tahan penyakit dan daging berlemak